Lihat ke Halaman Asli

Nova SitiUmaya

Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tragedi Malam Halloween di Itaewon

Diperbarui: 25 November 2022   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tragedi Halloween Itaewon/ Sumber: chatnews.id

Belum pulih Indonesia berduka atas tragedi Kanjuruhan Malang yang mendapat sorotan dari berbagai media di Dunia. Negara Asia kembali berduka atas tragedi malam Halloween di Itaewon Seoul Kerea Selatan yang menelan banyak korban pada Sabtu malam 29 Oktober 2022.  Dimana lebih dari 156 orang dinyatakan meninggal dunia, 82 orang mengalami luka-luka dan sekitar 350 orang masih dalam pencarian.

Pada persitiwa kali ini tidak jauh berbeda dengan tragedi Kanjuruhan, dimana orang-orang yang tidak selamat ini diakibatkan berdesak-desakan yang mengakibatkan kehabisan oksigen dan sulit untuk bernafas. Sebelum membahas lebih lanjut penyebabnya, mari kita ketahui bagaimana sejarah wilayah Itaewon.

Itaewon merupakan salah satu daerah di Korea Selatan yang letaknya sangat strategis dan menjadi pusat caf kekinian. Menjadi tempat berkumpul anak-anak remaja hanya sekedar untuk ngopi dan ngobrol. Itaewon tidak hanya terkenal dikalangan warga lokal namun dikalangan para turis juga. Selain itu daerah Itaewon menjadi list wajib di kalangan para turis untuk dikunjungi. 

Mengapa? karana Itaewon termasuk kawasan internasional yang ramah dengan orang asing. Termasuk restaurant dan bar-bar yang menyediakan berbagai jenis makanan, termasuk makanan internasional. Daerah Itaewon juga terkenal sebagai daerah yang sangat menoleransi keberagaman, sehingga para turis lebih bebas berekspresi. Tak heran daerah Itaewon selalu ramai pengunjung terutama saat weekend. 

Hal ini menjelaskan mengapa banyak warga korea dan turis lebih senang berpesta di daerah Itaewon. Terutama saat ada event tahunan, salah satunya perayaan malam Halloween. Halloween merupakan sebuah festival rakyat yang sifatnya terbuka untuk siapapun. Mereka bebas menggunakan kostum dan riasan tanpa batasan. Sudah menjadi tradisi tiap tahunnya, bahwa Itaewon menjadi wilayah favorit sebagai tempat berkumpul untuk merayakan Halloween. Itaewon selalu ramai dipenuhi oleh warga lokal dan turis yang memang sengaja datang untuk ikut merayakan Halloween.

Perayaan malam Halloween tahun ini kebetulan bertepatan saat weekend (malam minggu). Sehingga dapat diprediksi bagaimana ramainya kondisi Itaewon malam itu. Ditambah selama 2 tahun terakhir, perayaan Halloween dilarang karena pandemi. Sehingga saat peraturan dicabut, orang berbondong-bondong untuk berpesta. Mengakibatkan wilayah Itaewon dipenuhi oleh seluruh warga lokal maupun warga asing dari berbagai negara melebihi dari yang diperkirakan.

Namun permasalahannya, wilayah Itaewon merupakan suatu wilayah kecil berupa gang-gang sempit. Dimana hampir disetiap sudutnya terdapat caf dan bar yang dipenuhi oleh warga yang merayakan Halloween. Pada malam Halloween kemarin Itaewon didatangi lebih 100 ribu pengunjung. Bisa dibayangkan betapa padatnya kondisi Itaewon malam itu.

Kronologinya berawal pada pukul 8 malam waktu setempat. Situasi dan kondisi Itaewon masih terpantau aman, walaupun memang sudah dipenuhi pengunjung. Namun makin malam, ternyata makin ramai pengunjung. Di jam 10 malam kondisi mulai tak terkendali dan tidak kondusif akibat pengunjung yang terus bertambah. Polisi dan apparat keamanan sudah menjaga untuk antisipasi terhadap kejahatan. Namun, bukan aksi kejahatan yang terjadi, semua diluar kendali.

Pada pukul 10 lewat 22 menit ada seorang warga yang berteriak dan menghubungi pihak kesehatan karena banyak warga yang pingsan. Hal ini dikarenakan kondisi ramai yang sangat memungkinkan menjadi penyebab sesak nafas. Namun laporan yang diterima terus bertambah dan semakin banyak. Karena jumlah petugas kepolisian yang terbatas, polisi hingga memanggil petugas pemadam kebakaran untuk memberikan pertolongan. 

Namun tetap kalah jumlah dengan korban yang terus bertambah. Petugas pemadam kebakaran yang ingin mengevakuasi para korban juga mengalami kesulitan karena kerumunan orang yang sulit untuk dibubarkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline