Lihat ke Halaman Asli

Greta Thunberg Guru Kita

Diperbarui: 23 Oktober 2020   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. instagram @gretathunberg

www.gretathunberg.name

Akan ada waktu ketika kita melihat ke belakang dan bertanya kepada diri sendiri apa yang telah kita lakukan sekarang, bagaimana kita akan ingat, ini adalah keadaan darurat, orang sudah menderita dan sekarat akibat dari konsekuensi iklim dan keadaan darurat lingkungan. 

Tapi ini akan semakin memburuk, ketika keadaan darurat yang sedang berlangsung ini benar-benar diabaikan oleh para politisi, media dan mereka yang sedang berkuasa. Pada dasarnya tidak ada kebijakan yang dilakukan untuk menahan krisis ini meskipun ada kata-kata indah dan janji-janji pejabat yang terpilih. Saya tidak akan tinggal diam melihat dunia sedang terbakar, bagaimana denganmu?

GRETA THUNBERG (Aktivis Lingkungan)

Greta Thunberg, anak kecil 15 tahun membolos sekolah untuk berdiri di depan gedung parlemen Swedia, Stocholm. Ia menuntut para politisi, media dan penguasa bersama menyelamatkan lingkungan. 

Ia memulainya dengan memegang poster bertulis Skolstrejk för klimatet (mogok sekolah untuk perubahan iklim) dan kini, Greta Thunberg adalah orang paling berpengaruh di dunia. Ia dapat meyakinkan 250 juta orang di dunia untuk percaya kepada lingkungan.  Bertemu ratusan kepala negara, hanya untuk mengkampanyekan perbaikan lingkungan, tanpa naik pesawat (karena pesawat penghasil gas emisi carbon). 

Greta Thunberg hanya anak kecil, yang lahir untuk menyadarkan banyak orang untuk tidak berfikir dirinya sendiri, tetapi juga berfikir tentang masa depan bumi. "Kalian telah mencuri mimpi-mimpi dan masa mudaku dengan janji kosong kalian.” 

"Ini salah. Seharusnya saya tidak berada di sini. Seharusnya saya sedang berada di sekolah di belahan dunia lainnya, tapi kalian malah mengandalkan anak muda untuk menjual harapan. Berani-beraninya kalian!” "Kami akan mengawasi kalian," seru Greta di depan para pemimpin dunia September kemarin dalam konfrensi perubahan iklim yang diselenggarakan PBB di New York. 

Di Indonesia, juga di daerah-daerah, kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan hampir tidak ada di batok kepala penguasa.  Omnibus Law misalnya, membuat mudahnya berinvestasi sangat berpengaruh terhadap perubahan lingkungan menuju ketidakseimbangan.  

Jika ratusan perusahan pertambangan dengan mudahnya berinvestasi, lahan-lahan dipastikan rusak, sosiokultur masyarakat hancur, juga sejumlah dampak negatif lainnya dan akibatnya sebagaimana kegeraman Greta Thunberg. 

Kita seharusnya belajar lagi dari Greta Thunberg.  Anak kecil yang murni berfikir tentang harmoni, keseimbangan bumi, kesetaraan manusia. Greta Thunberg telah merangsang kesadaran manusia di jantung negara-negara berorientasi keuntungan sesaat, dengan mengorbankan lingkungannya, merusak lingkungannya, dan itu artinya mereka telah membunuh generasinya sendiri.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline