Lihat ke Halaman Asli

Nofi Saimatul Toyiba

Assalamualaikum

Dampak Pandemic COVID-19 terhadap Permasalahan Demografi di Blitar

Diperbarui: 31 Januari 2022   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelumnya akan sedikit mengulas mengenai COVID-19. Apa itu COVID-19? COVID-19 merupakan keluarga besar virus dari subfamili Orthocronavirinae dari keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales yang dapat menyebabkan penyakit baik pada hewan dan manusia. Corona virus pertama kali ditemukan di Wuhan China yang kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2). Pada umumnya virus ini dapat menimbulkan penyakit infeksi pada saluran pernafasan, mulai dari yang paling ringan yaitu flu hingga penyakit serius seperti  Middle East Respiratory Syndrome.

Perkembangan kasus covid 19 di kota Blitar, Jawa Timur memperlihatkan  perkembangan penyebaran yang sangat tinggi. Dalam setiap bulan, kasus covid 19 di Kabupaten Blitar mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat baik pada kasus positif terinveksi virus dengan gejala dan tanpa gejala maupun pada kasus meninggal. Selain itu, juga terdapat pasien yang berhasil sembuh dari virus covid 19 ini. Sistem Informasi Eksekutif (SIE) Satuan Petugas Covid-19 Kabupaten Blitar dirilis data 24 Oktober 2021 pukul 17.00 diperoleh data sebagai berikut: total kasus 1087; kasus aktif sebanyak 3; kasus sembuh sebanyak 9233; dan kasus meninggal sebanyak 1635.

Melihat realitas dilapangan dengan kasus covid 19 yang tiap harinya mengalami kenaikan secara signifikan, pemerintah  perlunya mengambil kebijakan untuk segera melakukan pembatasan aktivitas sosial masyarakat berskala besar (PSBB) di Pulau Jawa Bali. Akan tetapi, pada saat ini kasus covid 19 sudah cukup menurun hal ini dapat kita lihat pada Sistem Informasi Eksekutif (SIE) Satuan Petugas Covid-19 Kabupaten Blitar.

Pandemic COVID-19 tentu menimbulkan dampak serta pengaruh yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Dampak tersebut meliputi sektor ekonomi, politik, sosial dan budaya. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi penyebaran COVID-19 dengan pemberlakuan PSBB di Pulau Jawa Bali tentu berdampak pada kehidupan masyarakat, meskipun pemberlakuan PSBB kali ini sedikit longgar daripada pelaksanaan PSBB pada tahun lalu.

Sektor yang sangat berdampak akibat pandemic COVID 19 yaitu pada bidang ekonomi, khususnya pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Blitar. Selain itu, anjuran penutupan kawasan wisata juga berimbas terhadap pendapatan para pelaku usaha. Sebagai contoh, kawasan wisata dan edukasi kampung coklat turut merasakan dampaknya, jumlah kunjungan wisata turun hingga 50 persen tiap hari. Selain itu, Kasus perceraian yang terjadi di Kabupaten Blitar meningkat drastis. Rata-rata kasusnya disebabkan oleh faktor penghasilan suami lebih rendah dari sang istri. Tercatatat Sejak bulan Juni hingga Agustus 2020, rata-rata terdapat 400 kasus perceraian, yang diajukan oleh warga.

Melihat kondisi yang demikian, pemerintah akan melakukan upaya pemulihan yaitu salah satunya melanjutkan program Kementerian Koperasi dengan mendata Usaha Mikro (UM) maupun Koperasi yang ada di Kabupaten Blitar. Dasri hasil pendataan yang telah dilakukan, ada sekitar 300 Usaha Mikro dan Koperasi yang telah terdaftar dan dikirimkan datanya ke Kementerian Koperasi untuk diusulkan mendapatkan dana hibah Rp. 2,4 juta. Selain itu,pemerintah melalui aparat penegak hukum melakukan penyekatan di daerah perbatasan guna mengurangi mobilitas penduduk.

 

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline