Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Makna Perubahan dari Runtuhnya Tembok Berlin

Diperbarui: 2 Februari 2019   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

' Perubahan belum tentu menjadikan segala sesuatu menjadi lebih baik, tetapi tanpa perubahan sudah pasti tidak ada pembaharuan'

Tembok Berlin merupakan saksi nyata dari pandangan konservatif atas pertentangan suatu ideologi. Tembok berlin adalah sebuah tembok pembatas terbuat dari beton yang dibangun oleh Republik Demokratik Jerman yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur serta daerah jerman timur lainnya sehingga membuat berlin barat sebuah enclave. 

Tembok ini dibangun sebagai akibat perbedaan perbedaan pemahaman, ideologis, yang dimiliki pemegang kekuasaan saat itu. Pembangunan tembok berlin menimbulkan kesengsaraan bagi warga di kedua kota ini. 

Selama 28 tahun hubungan warga berlin terputus satu sama lain, menjadi terbatasi, terblokade, dan tak dapat berjumpa dengan keluarga yang berada diseberang tembok tersebut. Ada sekitar 5000 orang yang berhasil melarikan diri dari jerman timur ke jerman barat dan sekitar 200 orang mati dalam prosesnya (Pratama, 2018).

Akar kemunculan Tembok Berlin sesungguhnya ialah pemikiran yang kolot menutup ruang-ruang diskusi untuk menyelesaikan masalah dan kecenderungan penggunaan jalur militer dalam menyelesaikan masalah. 

Terdapat sebuah keengganan untuk mendengarkan gagasan, pemikiran, pendapat dari masyarakat. Selama 28 tahun tersebut juga warga berlin mecoba melakukan demonstrasi ingin adanya perubahan tetapi tidak banyak yang terjadi. Hal yang tidak diduga menjadi pemicu perubahan justru berasal dari anak muda yang bernama Mathias Rust.

Mathius Rust merupakan pemuda yang menerbangkan pesawat kecil melintasi jerman barat ke jerman timur. Hal yang dilakukannya mungkin merupakan hal sederhana, tetapi penuh dengan resiko. 

Apa yang dilakukan Mathias Rust kemudian menginisiasi gerakan yang lebih besar dan memberikan sebuah gagasan bahwa setiap manusia bisa melakukan perubahan. 

Dalam kasus ini, menghancurkan tembok berlin.  Keberanian yang dilakukan Mathias Rust dan bantuan 'God Hand' yang menghendaki pergantian pemimpin jerman timur menjadi Mikhail Gorbachev telah menggulung tradisi lama cara berpikir para pimpinan partai komunis yang tidak menginginkan terjadinya perubahan. 

Jatuhnya tembok berlin menjadi kemenangan bagi seluruh warga berlin. Warga yang dulu terbatasi oleh sebuah pembatas nyata akhirnya dapat kembali bersatu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline