Lihat ke Halaman Asli

Peramalan Luas Panen dengan Metode Kerangka Sampling Area (KSA)

Diperbarui: 19 Maret 2018   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Survei KSA 2018 merupakan metode pengambilan sampel lahan sawah di seluruh Indonesia yang dilaksanakan setiap bulan selama tahun 2018.

Indonesia merupakan wilayah agraris yang tanaman utamanya adalah padi yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Oleh karena itu untuk menjamin kestabilan ketahanan pangan Pemerintah mengeluarkan PP No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun 1996 tentang  pangan.

Untuk mendapat hasil yang maksimal dalam membuat kebijakan maka harus dilakukan perencanaan yang maksimal diantaranya dengan data yang akurat dan tepat. Oleh karena itu Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi membuat terobosan baru utuk melihat luas panen dengan metode KSA.

Survei KSA 2018 adalah metode lanjutan dari tahun 2017 yang sudah dilaksanakan dari bulan Mei-Agustus 2017. Hal ini dilakukan untuk melihat luas panen dengan melihat estimasi berbasis teknologi sistem informasi geografi (SIG), pengideraan jauh, teknologi informasi, dan statistika yang saat ini sedang diimplementasikan di Indonesia untuk perolehan data dan informasi pertanian tanaman pangan.

Sebagai pelaksana lapangan KSA 2018 adalah Koordinator Statistik Kecamatan, Staf dan mitra statistik dari Badan Pusat Statistik.

Survei ini memiliki kesan yang berbeda

dibandingkan dengan survey lainnya di BPS. Menurut salah satu pencacah yang turun ke lapangan "KSA 2018 luar biasa, karena saya harus jatuh tersungkur, berdarah dan bahkan bertemu dengan binatang buas seperti ular kobra di sawah. Dalam 1 segmen yang terdiri dari 9 sub segmen ada wilayah yang 3 diantaranya bukan sawah (hutan bambu ) dan disanalah saya bertemu ular " ujar salah satu KSK di Kabupaten Subang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline