Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

... n i t a ...

Syair Refleksi Sang "Rahasia"

Diperbarui: 9 Oktober 2020   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi puisi/sumber:unsplash.com (rene muller)

Maaf, kali ini aku berjarak sejenak,
Kali ini aku terpaksa menolak,
Suaramu terdengar lantang, serak, dan bergejolak,
telinga dan jiwaku tak tahan mendengarmu berteriak.

Aku pemujamu, aku pengagum rahasia mimbarmu,
Aku menyukaimu, aku bahkan hampir menyembahmu.
Namun saat ini,
buah pikir dan ikhtiarmu,
membuatku sendu.
Aksaramu,
membuatku malu.

Lupakah kau, pada laku santunmu?
Sadarkah kau, jiwa cendekiamu tak lagi mampu merunduk?
Pongahmu berdaulat penuh.
Hasrat melukai dan menelanjangi begitu mendewa!
Maaf aku tak sepakat…

Pandai yang berbudi,
Cendekia yang murni,
Keluhuran yang berdiri,
Jiwa yang menghargai,
Demikianlah seyogianya..

Di antara semua, Sang Pencipta tergelak.
"Sandiwara apa yang kau sedang perankan?"
Tak sadarkah, bahwa kita, aku dan kau, pun harusnya ditelanjangi.
Berlaksa aib dan dosa menunggu belas kasih dan ampunanNya,
Mengapa berlagak menjadi Sang Khalik?

Mari bersama, menunduk..
Merenung…
Tak seharusnya itu terjadi..
Setialah kepada keluhuran budi..
Karena itu alasan aku mencintamu..

Mari berjuang bersama untuk berbalik arah…

Salatiga, 09.10.2020 -di bawah redupnya Sang Surya-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline