Lihat ke Halaman Asli

Nisa Aulia Maharani

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perjalanan Sejarah Syiah dari Kekhalifahan Ali hingga Munculnya Aliran Pemikiran

Diperbarui: 31 Desember 2023   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada Istilah "Syiah", yang digunakan untuk merujuk pada komunitas Muslim tertentu, tidak diketahui oleh Abu Bakar, Umar, dan Utsman pada masa mereka. Setelah kekhalifahan ketiga berakhir, muncullah kelompok Syiah, dan Usman berkembang di bawah kepemimpinan Khalifah Ali. Meskipun kecemerlangan Ali mendorong perkembangan tersebut, dia tidak pernah mencoba menciptakannya sendiri.

Syiah muncul sebagai aliran pemikiran setelah meninggalnya Ali. Ada yang miring, ada pula yang lurus. Namun keduanya mempunyai keyakinan ekstrim mengenai silsilah Nabi.

Ada tiga perpecahan dalam komunitas Syiah. Yang pertama adalah aliran Saba'iyah, yaitu aliran sesat yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba'. Kedua, aliranGhurabiyah, aliran ini memiliki keyakinan bahwa Ali tidak sampai menempatkansebagai Tuhan, tetapi Ali lebih dimuliakan daripada Nabi Muhammad. Ketiga, aliran Kaisaniyah, mereka menganut doktrin bada', yang menyatakan bahwa Allah dapat memerintahkan suatu hal terjadi dan kemudian terjadi hal sebaliknya berdasarkan wahyu.

Hari Kiamat, Kenabian, dan mazhab Tauhid Sunni semuanya merupakan keyakinan bersama dalam aqidah Syi'ah. Perbedaan utama terdapat pada konsep Imamah, yang menyatakan bahwa kaum Syi'ah berpendapat bahwa Imam yang dipilih oleh Tuhan mempunyai otoritas moral dan teologis untuk memimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW. Dalam Syi'ah, Zaidiyah, Ismailiyah, Isna 'Asyarirah, dan Syi'ah Ghulat adalah empat faksi utama.

(Nisa Aulia Maharani)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline