Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Dulu Kontras Bela Munir, Kini Bela Teroris: Arah Baru Kebijakan LSM

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Kalau Kontras membela almarhum Munir masih cukup wajar karena kasusnya abu-abu. Namun ketika Kontras membela para teroris Ciputat itu adalah hal yang aneh. Sebenarnya apa tujuan didirikannya Kontras oleh aalmarhum Munir? Tak mungkin almarhum Munir mendirikan organisasi LSM dengan dana asing untuk membela para teroris. Pernyataan Koordinator Badan Pekerja Kontras Haris Azhar berkenaan dengan penggrebegan oleh Densus 88 yang dinilai Kontras sebagai janggal menunjukkan keberpihakan Kontras pada para teroris. Inilah pernyataan pertama Kontras yang menunjukkan perubahan arah kebijakan membela kejahatan negara terhadap rakyat, berubah menjadi membela teroris.

Pernyataan Kontras ini perlu dicermati oleh berbagai pihak karena cenderung menyesatkan. Sebelumnya Komnas HAM pun menyampaikan pembelaan terhadap teroris. Akibat kecaman kepada Komnas HAM yang nggak punya kerjaan itu - semua kasus pelanggaran HAM di Indonesia sejak Semanggi I dan II, kasus Trisakti, Mesuji, Cikeusik, Sampang, HKPBP Bekasi, Gereja Yasmin, dan lain-lain tak ada yang selesai. Komnas HAM seperti kernet bus yang berteriak mencari penumpang, namun calon penumpang cuma memandangi kernet dan bis karena bis yang dibawa tak memiliki atap, dinding dan kursi. Kini hal yang sama terjadi dengan Kontras.

Kontras yang menyebutkan bahwa ada informasi yang dihimpun terkait operasi intelejen selama seminggu belakangan di sekitar lokasi kejadian adalah hal yang janggal adalah tidak benar. Itulah hak dan kewajiban penuh kepolisian dan aparat keamanan untuk melakukan operasi intelejen. Di mana pun dan kapan pun itu hak polisi dan BIN serta badan intelejen lainnya. Jangankan seminggu, setahun dan selamanya selama teroris masih berkeliaran, maka menjadi kewajiban para intel untuk memantau mereka.

Keterangan penangkapan teroris di Banyumas yang mengarah pada penggrebegan para teroris yang disampaikan oleh polisi adalah kebenaran versi polisi. Dan tak ada kesalahan apapun yang dilakukan oleh Densus 88 terkait tewasnya para teroris di Ciputat usai pengepungan dan operasi 9 jam memburu teroris yang melakukan perlawanan. Sudah sepantasnya para teroris dibasmi - sama dengan membasmi para koruptor seperti Ratu Atut, Luthfi Hasan Ishaaq, Zulkarnain Djabar, dll.

Bahkan dengan bangganya Kontras membela para teroris dan menyayangkan kematian para teroris. Fenomena apa ini? Kontras bukanlah lembaga intelejen dan bukan pula badan keamanan negara yang tidak memiliki wewenang mengatur kegiatan taktis pemberantasan teroris di Indonenesia.

Pernyataan Kontras yang menyalahkan polisi yang sejak siang hari mengevakuasi warga juga hal yang salah kaprah. Kontras semestinya sadar benar bahwa para teroris itu memiliki bom, senjata laras pendek dan panjang yang terbukti selama 9 jam digunakan untuk memberikan perlawanan besenjata terhadap Densus 88. Evakuasi penduduk di sekitarnya dilakukan setelah terendusnya kelompok Dayat ini menghuni rumah di Ciputat. Kelompok Dayat ini juga pembunuh polisi di Pondok Aren beberapa bulan lalu. Kalau Dayat dibunuh 200 meter dari rumah kontrakan teroris, itu karena Dayat hendak melarikan diri.

Jadi, Kontras tak usah urun rembug dan mencoba membela para teroris. Berkonsentrasilah membela Mesuji, buruh, Sampang, Cikeusik, dll yang bisa dikritisi dan menunjukkan ketidakadilan. Namun terkait kasus dan urusan terorisme bukan urusan Kontras. Kontras kalau mau bergabung dengan jaringan terorisme juga boleh tapi tak perlu menyesatkan publik dan masyarakat dengan pernyataannya yang seolah Densus 88 salah. Operasi di Ciputat telah dilakukan sesuai prosedur dan Kontars bukan ahlinya sama sekali dalam pemberantasan terorisme. Posisi Kontras ini menunjukkan arah kebijakan baru Kontras yang mendekat ke kelompok radikal dalam negeri tampaknya.

Salam bahagia ala saya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline