Lihat ke Halaman Asli

Nikolaus Loy

Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Tempat Pengungsian

Diperbarui: 5 November 2022   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

umber foto: https://www.dreamstime.com/.../reading-book-girl-absorbe 

Kadang-kadang hari menjadi gelap. Dari langit ingatan hujan runtuh begitu saja. Ke dalam rimbunan huruf, ia berteduh. Menunggu terang hari, lalu melempar langkah.

Kadang-kadang hari menjadi air bah. Waduk rasa sabar telah letih menampung rasa berdosa, perkara-perakra tanpa kesimpulan, tanpa chapter pembuka. Titik-titik yang sudah bingung mengakhiri. Hanya pada barisan kalimat, engkau dapat memegang tangannya yang penuh harapan.

Kadang-kadang rasa takut tumbuh seperti kelor subur. Akar-akar trauma telah dipaksa menyelam dalam. Tapi kelam malam membuka luka-luka abadi. Kepala pun jadi ruang pengadilan. Mengadili diri sendiri tanpa vonis terakhir.  Hanya dalam paragraf-paragraf singkat ada kolam sentosa, tempat ketakutan dicairkan

Kadang-kadang mulut dipagar rasa enggan. Lalu cinta kandas di ungkap. Begitu banyak yang hendak diujar, tetapi hilang ujaran. Begitu banyak sesak yang hendak dilapangkan, tapi kehilangan lapangan. Hanya pada jari-jari yang menulis larik, engkau dapat mengungkap apa yang tak bisa diungkap.

Kadang-kadang engkau ditinggalkan. diremuk rasa sendiri. Kawan-kawan yang  menjadi lawan. saudari yang yang jadi asing. Saudara yang menjadi usang. Hanya dari seluruh pojok kamus dan buku, dapat kau undang abjad, tanda baca, makna-makna dalam, esai-esai singkat. Lalu hatimu tak lagi sepi. Pesta-pesta meriah dalam tenda gagasan yang tak butuh undangan dengan gelar-gelar panjang.

Tulisan adalah hijau hutan tempat pengungsian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline