Lihat ke Halaman Asli

Ni Wayan Penawati

Perupa dan penulis seni rupa

Timezone Hadir dalam Pameran Seni Rupa di Ubud

Diperbarui: 9 Maret 2021   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Opening Pameran Timezone #Puzzle (DOKPRI)

Timezone merupakan sebuah pameran kolektif berseries yang hadir diberbagai lokasi yang sebelumnya sudah terselenggarakan di Amora Ubud di kedua kali ini Timezone dengan subtema #puzzle hadir diselenggarakan oleh Luwak Ubud Villa - sebuah villa yang ada di Ubud, Bali. Pameran berlangsung pada 4-19 maret 2021.

Beradaptasi dengan masa pandemi dan memberikan celah kreatif bagi para seniman untuk merespon ruang-ruang yang tidak wajar dan dapat dijadikan sebuah kegiatan seni, Yudhi Putrawan seorang organizer event sekaligus artis yang ikut berpartisipasi dalam pameran ini mengundang 9 seniman dan komunitas seni untuk membangkitkan semangat berkarya perupa dan kegiatan salaing berapresiasi kesenian di Bali. 

Adapun perupa yang tergabung tidak hanya dari satu linier studi seni namun dari berbagai disiplin ilmu seperti Yudhi Putrawan dan Manntra bekerja di bidang pariwisata tidak menghambat hobinya ikut berkesenian dan bermain dengan medium kolase. 

Gus Arta, Lodra Suantara, Penawati perupa yang menghadirkan pengalaman sehari- hari dalam karyanya dari berbagai sudut pandang, seperti Gus Arta yang prihatin terhadap perburuan anjing di Desanya, Lodra Suantara yang tiap harinya disibukkan dengan kegiatan adat selalu melihat proses pembuatan canang, lamak, jaje goreng, kiping, hingga sampian ceki (kartu ceki) tersusun menjadi pattern penghias dalam lukisannya. 

Penawati memiliki peran ganda dalam pameran ini ia hadir sebagai perupa dan penulis narasi dalam karyanya ia melihat dari kondisi Bumi yang sedang tidak baik- baik saja karena seluruh bagian besarnya terindikasi wabah, sehingga dalam karyanya ingin mengajak audiens untuk bercermin untuk mengecek diri, baik itu kondisi fisik penampilan – emosional – hingga batin. 

Sukarya hadir dalam pameran dengan karya khasnya menatah kulit sapi, memvisualkan bagaimana asiknya bermain bola adil.  Eka Sutha perupa yang mengeksplore tokoh lakon lelucon di Bali seperti bondres dengan warna- warni khasnya. 

Wahyu Simbrana mahasiswa yang ikut bergabung menyampaikan kekaryaanya dengan khas warna gelap ia menggambarkan kehidupan ini bagaikan panggung dapat diubah kearah lelucon ataupun menegangkan. 

Gung Arik menciptaan visual mapping yang menggambarkan bagaimana ia bermain dengan musik dan cahaya sekaligus direspon juga oleh komunitas Manubada dengan penampilan performance art.

Dengan menghadirkan tema Timezone, teman- teman merespon dengan kreatif, menghasilkan media maupun teknis yang sangat beragam, mulai dari  mix media, kain, cermin dan media digital," kata Penawati.

Berlatarkan pada refleksi kondisi ditahun 2021 yang masih dalam tahap pemulihan pademi tema ini menjadi wujud proses pemurnian dari beban, kebangkitan dari jiwa yang lelah, pemulihan diri dari rasa penat yang sebelumnya telah menguasai. Dimana dalam kondisi ini hiburan menjadi penting sebagai penjaga keseimbangan jiwa dan raga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline