Terus terang, sebenarnya saya tidak terlalu ambil pusing kalau ada jerawat yang tumbuh di wajah saya. Jerawat tidak akan membuat saya minder atau malu.
Kadang suka sebal melihat iklan produk mengatasi jerawat yang lebay. Jerawat cuma satu saja serasa dunia mau runtuh. Malu ke luar rumah, malu bertemu orang. Hadeeeh...menyusahkan diri sendiri saja.
Seingat saya sih, selepas SMP saya sangat jarang jerawatan. Waktu SMP kelas 3, iya tuh. Jerawat batu menghias dahi. Saya hilangkan dengan rutin pakai mentimun saja. Resep dari ibu saya. Potongan timun saya oles-oles di wajah. Lama-lama hilang juga.
Sekarang-sekarang mah nyaris tidak jerawatan. Kalau pun ada, ya cuma satu atau dua ekor saja. Dan, itu tidak membuat saya bagaimana-bagaimana. Enjoy-enjoy saja. Tidak perlu dipusingkan toh saya sudah mendapatkan pasangan hehehe...
Saya mah selama suami tidak ada komplain, ya fine-fine saja. Atau, jangan-jangan suami tidak mengeluh karena tidak mau mengeluarkan dana khusus untuk perawatan wajah saya? Mungkin juga tidak peka kalau wajah isteri juga butuh perhatian.
Mari kita eh saya telusuri hehehe...
Suatu ketika saya sedang membersihkan wajah saya.
"Wajah Bunda itu udah mulus, mau diapain lagi?" tanya suami tersenyum lebar.
"Ini mah perawatan dari efek obat. Kalo wajah aku gosong bagaimana? Emang mau liat wajah aku gosong?" kata saya.
"Oooo bisa bikin wajah gosong ya?" tanyanya.