Lihat ke Halaman Asli

Negara KITA

Keterangan

Penjahit Merah Putih: dari Fatmawati hingga Budi Gunawan

Diperbarui: 22 Juli 2019   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BG, Pramono, dan Edhy Prabowo terlihat di Belakang Jokowi-Prabowo [Foto: Setkab.go.id]

Seorang perempuan sedang hamil tua menjahit bendera berwarna merah putih. Bendera tersebut dijahit saat kondisi fisiknya yang cukup rentan. Bendera merah putih berukuran 2 x 3 meter itu harus selesai dijahit menjelang pengibaran perdananya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Perempuan yang menjahit tersebut adalah Fatmawati, istri dari Putra Sang Fajar, Soekarno.

Sang saka merah putih yang ia jahit tak hanya berarti bendera tersebut akan digunakan saat hari kelahiran RI. Penjahitan bendera itu juga menandakan bahwa sosok Fatmawati telah menjadi salah satu tokoh sentral dalam mempersatukan bangsa. Lewat jahitannya, sang saka merah putih menjadi simbol persatuan bangsa Indonesia yang telah berjuang menyatukan diri bersama-sama melawan penjajah.

Kini 74 tahun sudah Indonesia merdeka, berbagai ujian telah dialami negeri ini. Mulai dari Belanda yang ingin menancapkan kukunya kembali di Indonesia, separatisme, hingga berbagai rentetan peristiwa yang mampu memecah persatuan bangsa. Dewasa ini, ujian akan persatuan bangsa bahkan sangat berat sejak adanya peristiwa 212 dan Pilpres 2019.

Kontestasi Pilpres hampir saja menyebabkan sang saka merah putih robek. Untungnya kini ia telah dijahit kembali oleh adanya rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus. Peran menjembatani rekonsiliasi antara kedua Capres tersebut ada pada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (BG).

Lantas bagaimana cara BG menyatukan kedua belah pihak agar menyetujui rekonsiliasi tersebut?

BG tidak sendiri bergerak menyatukannya. Sosoknya yang diterima baik oleh pihak 01 dan 02 menyebabkannya mampu berkoordinasi baik dengan pihak petahana maupun oposisi. Dari pihak petahana, kemungkinan BG berkoordinasi dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Lalu dari pihak oposisi, BG bisa jadi telah berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Edhy Prabowo.

Di sinilah letak peran besar dan senyap dari BG dalam menyatukan bangsa. Ia mampu menjadi tokoh yang bisa menjembatani antara pihak petahana dengan oposisi. Kemungkinan besar kedua tokoh yang bekerjasama dengan BG ini pun memiliki visi yang sama dengannya, yakni persatuan Indonesia yang sudah tak bisa ditawar lagi.

"Yang menjembatani ada Pak Pramono Anung (Sekretaris Kabinet), ada Pak BG (Budi Gunawan; Kepala BIN), Pak Edhy Prabowo (Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra). Itu orang baik semua, mereka memang bersahabat ya," kata Budi Karya di FX Mal di Jakarta, Sabtu 13 Juli yang lalu.

Sehingga kita semua bisa menilai bahwa BG telah membaca bahwa kedua sahabatnya inilah yang dianggap bisa membantunya mempersatukan bangsa. Hal ini pun sekaligus menunjukkan bahwa 01 dan 02 mau bekerjasama dengan BG untuk mewujudkan rekonsiliasi. Maka tak salah pula bahwa tiga sekawan BG, Pramono, dan Edhy Prabowo telah menjadi simbol yang menjahit kembali sang saka merah putih. Hal yang pernah pula dilakukan oleh ibu negara pertama kita.

Oleh karena itu jangan sampai bendera merah putih yang telah dijahit ini disobek kembali oleh pihak lain.

Siapa saja yang menolak rekonsiliasi Jokowi-Prabowo, berarti dia hendak menyobek kembali sang saka merah putih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline