Lihat ke Halaman Asli

Nasukha Moris

Assalamu'alaikum

Alhabib Ahmad Bin Sholeh Alatas

Diperbarui: 8 November 2021   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Alhabib Ahmad Bin Sholeh Alatas

Pernah suatu sore saya sedang duduk bersama guru mulia Alhabib Ahmad bin Sholeh Al Athas di majlisnya Gg Mawar 6 Jln Kartini Bekasi, seorang murid datang bersama seorang temannya yang tidak begitu saya kenal,

"ini teman saya bib, dia sedang mempunyai masalah, kalau besok dia tidak punya uang sebesar Rp 50.000.000 maka dia akan dipenjara" kata murid itu memperkenalkan temannya sambil panjang lebar menceritakan kasusnya.

"Naudzu billah stumma naudzu billah min dzalik, insya Alloh tidak seperti itu" jawab Habib Ahmad pendek. Lalu kamipun membicarakan hal lain hingga pulang menjelang maghrib.

Ke esokan harinya saat saya dan guru mulia sedang berbicara, datanglah murid itu sendirian:

"dimana temanmu yang kemarin ikut?"
"Pagi tadi dia ditangkap polisi bib" jawab si murid itu sedih.
"Ya Allaaah... Ya Rabb... " gumam habib sambil bangkit berdiri menuju kamarnya. Keluar dari kamar membawa semacam stop maf warna kuning.
"Nasukha... datanglah pada si Fulan, berikan sertifikat kebun ini lalu ambilah uang Rp 50.000.000 untuk mengurus pembebasan temennya yang dipenjara itu"

Lalu hari itu saya mengurus segala sesuatunya bersama simurid hingga temannya yang dipenjara itu akhirnya keluar. Dari penjara kami kembali menuju kekediaman Habib. Sepanjang perjalanan saya tak habis fikir bagaimana sedemikian ringan tangannya guru kami itu, padahal yang ditolong ini orang yang sama sekali tidak Beliau kenal,  tapi itulah salah satu sifat beliau yang buat orang seperti saya pasti akan begitu banyak pertimbangan.

"Terima Kasih Habib, berkat pertolongannya saya bisa keluar dari penjara, saya akan kembalikan uang habib dalam jangka waktu tiga Bulan, sebagai jaminannya, ini saya tinggal sertifikat tanah seluas tiga hektar"

"Tidak usah, saya ikhlas kok nolongnya" jawab Habib menolak, tetapi temannya murid itu tetap memaksa sehingga dengan terpaksa Habibpun menerimanya.

Demikianlah, waktupun berjalan hingga tiga Bulan lewat tanpa kabar berita, sampai satu tahun kemudian kita baru tahu bahwa temannya si murid itu sebenarnya penjahat ulung didaerahnya, bahkan sertifikat tanah yang di tinggalkan sebagai jaminanpun ternyata adalah palsu.

"Cuih... " tibatiba Habib meludah ke arah kiri "lo pikir gua kapok?" sambungnya setengah berteriak. Saya diam saja duduk didepannya bagaikan ada burung yang bertengger dikepalku, menahan nafas, sampai sekian menit kemudian kembali dia berkata:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline