Lihat ke Halaman Asli

Kekuatan yang Lisannya Menembus Langit

Diperbarui: 16 Mei 2021   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Sejarah selalu berulang. Sejarah selalu berkata sama dalam setiap zamannya. Dari sejarah akan tahu kejadian hari ini dan masa depan dari masa lalu. Sejarah adalah hukum alam pada perjalanan manusia. Sejarah adalah hukum pasti seperti matematika. Itulah penyebab, Al-Qur'an itu hukum final kehidupan karena perjalanan manusia tak melenceng dari yang digariskan-Nya.

Syarat kemenangan itu butuh keseimbangan. Siang seperti Singa. Malam bagaikan Rahib. Kerja keras dan doa. Ikhtiar dan tawakal. Membangun peralatan juga jiwa jihad. Mempersiapkan pasukan yang kuat. Juga yang lisannya bisa menembus langit.

Nizham Al-Mulk, Pedana Mentri Bani Saljuk, sangat paham akan kaidah ini. Seseorang mengadukan rencana proyek pengeluaran beliau kepada raja Saljuk yang bernama Sultan Malik Syah. Isi aduannya, Nizham Al-Mulk mengeluarkan dana 300.000 dinar untuk para ahli fiqh, sufi dan ahli baca Al Quran. Ini sebuah proyek sangat besar.

Sang pengadu mengatakan bahwa dana sebesar tersebut bisa digunakan untuk membiayai pasukan untuk menaikan bendera Bani Saljuk ke atas benteng Konstatinopel. Bukankah penaklukan ini yang diidamkan oleh setiap sultan yang ingin mewujudkan sabda Rasulullah saw? Sang sultan terprovokasi. Ingin membatalkan proyek ini.

Apa jawaban sang Pedana Mentri dihadapan Sultan? "Apakah engkau tidak menggunakannya untuk memperjuangkan agama-Nya dan menjaga kitab-Nya dengan 300.000 dinar ? Padahal engkau sudah mengeluarkan dana untuk para pasukan setiap tahun berlipat-lipat jumlahnya dari itu?"

"Padahal orang yang paling kuat dan pandai memanah, panahnya tidak mencapai satu mil. Pedangnya tidak mampu memotong kecuali yang dekat dengannya. Sementara dengan harta ini aku bisa menegakkan pasukan yang dinamakan dengan "pasukan malam". Pasukan ini berdoa ketika pasukan tidur. Mereka menengadahkan tangan mereka kepada Allah dan mereka mengalirkan air mata."

"Panah doa mereka sampai ke Arsy. Tidak ada sesuatu apa pun yang menghalanginya dari Allah. Engkau hidup dalam penjagaan pasukanmu, kuat dengan dia dan diberi rezeki dengan berkah-berkah mereka." Sultan pun menangis dan berkata, "Perbanyaklah pasukan ini."
Channel Youtube Dengerin Hati

Nasrulloh Baksolahar 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline