Lihat ke Halaman Asli

Ilmu, Filsafat, dan Agama

Diperbarui: 9 Mei 2021   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Akhir ilmu adalah permulaan filsafat. Akhir filsafat adalah permulaan agama. Inilah perjalanan mereka yang mengedepankan akalnya. Itu pun bila hatinya ada kejujuran, kerendahan hati dan menerima kebenaran. Perjalanan kehebatan, dan kejeniusan, berakhir pada ketentraman bersama agama.

Sehebatnya ilmu, apakah bisa membongkar mengapa tumbuhan terus berkembang? Bila alasannya ada akar, mengapa akar mampu menghimpun kebaikan dari tanah untuk menunjang perkembangan tumbuhan? Beragam pertanyaan ini adalah filsafat untuk mengulik keingintahuan dan rahasianya. Namun filsafat tak bisa memberikan jawabannya, akhirnya mengarungi kebingungan.

Yang mampu menjawab seluruh pertanyaan hidup. Yang mampu menjawab kegelisahan hidup. Yang mampu memupus keinginan tahuan manusia adalah agama yang hanif. Itulah mengapa imam Al-Ghazali menyimpulkan bahwa akhir dari seluruh ilmu adalah takut kepada Allah dan marifatullah.

Dengan ilmu, manusia belum tentu selamat, menemukan kebenaran dan bisa memecahkan seluruh persoalan hidupnya. Dengan filsafat manusia terus dihantui pertanyaan untuk membongkar keingintahuan dan menghapus dahaga penasarannya. Bagaimana bila langsung ke pokoknya saja? Yaitu agama?

Agama membentuk filsafat, filsafat membentuk ilmu. Tak harus menjadi filosof besar. Tak harus berfikir keras. Tak harus dibekali kejeniusan. Tak harus bergelar dan berpendidikan tinggi untuk menemukan kebenaran dan merasakan buahnya filsafat dan ilmu. Cukup mendalami agama yang hanif, maka seluruhnya bisa diraih.

Mulai dari yang akhir. Bukankah itu inti semua tindakan?  Kemanfaatan, bukankah itu orientasi semua tindakan? Cepat mendapatkan hasil dengan usaha minimal, bukankah itu tindakan yang efisien? Menempuh cara yang benar, bukankah itu tindakan yang efektif?

Beragama. Taat dan patuh kepada Allah dan Rasulullah saw. Itulah cara yang paling mudah mendapatkan buah segala ilmu dan hasil pemikiran para filosof. Begitu mudah dan cepatnya mendapatkan inti sari kehidupan dengan beragama.

Nasrulloh Baksolahar

Channel Youtube Dengerin Hati 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline