Lihat ke Halaman Asli

Kontemplasi di Masa Tenang, Jokowi-Prabowo?

Diperbarui: 16 April 2019   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Pinterpolitik.com)

Wajah kecurangan begitu nampak, masihkah mau memilih pemimpin hasil sebuah kecurangan?

Wajah kecurangan begitu nampak, masih memilih pemimpin dengan wajah kecurangan? Dimana nurani? Dimana akal sehat?

Masing-masing wajah dan kedok para penyokong capres sudah jelas, mari menggunakan nurani dan akal sehat  dalam memilihnya?

Yang menebar uang, amplop dan sembako sudah terrekam di media, marilah memilih capres yang jujur?

Yang berbohong dan menipu sudah jelas, mari memilih pemimpin yang berintergritas?

Kemana larinya mereka yang mendukung karena harta dan jabatan? Kemana mereka yang mendukung dengan ikhlas? Lihatlah kemana larinya mereka yang ikhlas. Hati yang ikhlas akan berpadu dengan yang ikhlas? Begitulah cara melihat potret keikhlasan calon pemimpin.

Siapa yang melakukan segala cara untuk sebuah kekuasaan? Siapa yang menghack akun-akun orang yang shaleh? Begitulah cara kelak ketika mereka memimpin.

Cara meraih kepemimpinan, itulah cermin cara mereka mengelola kekuasaan. Cara yang jujur menghasilkan kepemimpinan yang adil. Cara yang curang melahirkan kepemimpinan yang zalim.

Umar Bin Abdul Aziz mendapatkan amanah kekuasaan dengan mekanisme yang benar, melalui Syura. Hasilnya memimpin dengan keadilan. Hajajj Ats Tsaqafi mendapatkan kekuasaan dengan kecurangan dan kebengisan. Hasilnya, pemerintah yang penuh kezaliman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline