Lihat ke Halaman Asli

Nasukha Moris

العلم نور

Debat yang Direkayasa

Diperbarui: 19 Februari 2019   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio


Dalam ilmu lughoh (bahasa) ada dua kubu besar ulama yang sangat berpengaruh yaitu blok ulama Kufah yang dipimpin oleh Imam al-Kisai dan blok ulama Basrah yang dikomandani oleh Imam Sibawaih.

Suatu hari diadakanlah sebuah acara debat yang melibatkan dua ulama besar ahli nahwu itu di Kufah tepatnya di Provinsi Baramiqah yang difasilitasi oleh gubernur Yahya bin Khalid.

Di arena debat, kedua orang imam besar itu berdialog sejenak mengenai siapa di antara mereka yang akan bertanya terlebih dahulu. Imam Sibawaih mempersilakan kepada Imam Kisa'i untuk bertanya duluan dan beliau yang menjawab. Imam Kisaipun menyetujuinya.

Lalu dimulailah perdebatan yang menegangkan. Acara itu ternyata mendapat antusiasme yang besar dari anggota masyarakat yang terdiri dari orang-orang Arab sendiri yang berada di sekitar arena perdebatan. Pertanyaan pun langsung dilontarkan oleh Imam Kisa'i:

"Wahai Sibawaih, menurutmu kalimat

--

Artinya :" Saya mengira bahwa kalajengking itu lebih pedih sengatannya ketimbang kumbang, ketika itu ternyata kumbang itu adalah kalajengking."

Yang benar itu, apakah bacaan rafa' saja atau boleh kedua-duanya?"

Setelah diam sejenak Imam Sibawaih dengan tenang menjawab, "Satu-satunya bacaan yang benar pada kalimat tersebut adalah bacaan rafa' saja (  , dan saya tidak pernah sekalipun mendengar orang Arab membacanya dengan bacaan nasab ( )"

Setelah Imam Sibawaih berhenti, secara langsung Imam Kisai membantah apa yang disampaikan oleh Imam Sibawaih itu. Beliau lebih memilih bahwa kedua bacaan (yaitu bacaan rafa' dan nasab) adalah benar dan juga dipakai oleh orang Arab dalam keseharian mereka.

Berbagai keterangan pembelaan terhadap pendapatnya masing-masing terus bergulir hingga membuat gubernur Baramiqah bingung dan akhirnya mengusulkan adanya voting dan penelitian secara langsung mengenai masalah tersebut kepada orang-orang Arab sendiri, dengan pertimbangan bahwa bahasa itu adalah bahasa mereka dan sudah semestinya mereka lebih tahu dengan bahasa mereka sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline