Lihat ke Halaman Asli

Octaviany Handayani

Penyuka skandal yang riang gembira

Menimbang Kelayakan AHY sebagai Cawapres

Diperbarui: 25 Juli 2018   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Keluar dari TNI dan Gagal di Pilgub DKI 2017, bukanlah merupakan kekalahan besar bagi Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Bertepatan dengan ulang tahunnya, kebangkitan AHY dimulai pada saat dirinya mendirikan They Yudhoyono Institute (TYI) pada 10 Agustus 2017 dengan tujuan mempersiapkan calon pemimpin bangsa.

Berstatus sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, semenjak berdirinya TYI, Agus terus menapakkan kaki mengelilingi Nusantara. Tercatat, ia telah menginjakkan kaki di 20 provinsi dan lebih dari 100 kabupaten-kota untuk berdialog dengan lebih dari 80 ribu pemuda/i, guna memberikan suntikan energy, semangat, pengetahuan untuk kaula muda.

Belum genap setahun, setelah kekalahannya di Pilgub DKI, AHY kemudian ditunjuk sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat pada Februari silam untuk pemilu 2019. Penunjukannya sebagai Kogasma memberinya ruang untuk berperan penting di Partai baik secara strategis maupun secara teknis.

Perannya dimainkan dengan baik, Berdasarkan evaluasi internal Partai Demokrat di Pilkada 2018, Demokrat mencapai target di 171 Pilkada, yakni 35 persen. Menutrut hitung cepat, partai demokrat telah melibihi target. Hal tersebut langsung diungkapkan SBY selaku Ketua Umum Pada evaluasi partai yang dilakukan bulan Juli 2018 lalu.

Meskipun ia telah memberi peran penting, bagaimanapun juga Kelayakan AHY harus diuji dengan Kenyataan. Benarkah AHY layak menjadi Cawapres terdepan bagi Presiden yang Akan Berlaga di Pemilu 2019, baik Prabowo Maupun Jokowi?

Mengitung Peluang Cawapres

Soal peluang kandidat dalam Pilpres 2019, lemba survey terus melakukan simulasi dengan berbagi formasi. Untuk kursi Capres 2018, bercokol dua nama teratas dengan elektabilitas paling tinggi, yakni Jokowi dan Prabowo. Sedangkan di nama Cawapres AHY harus bersaing dengan tokoh-tokoh dari berbagai latarbelakang, mulai dari militer, kepolisian professional hingga sesama politisi.

Menghitung AHY sebagai Pendamping Jokowi. Menurut survey Indikator, menunjukkan AHY menjadi yang teratas sebagai calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi presiden Jokowi dengan memperoleh 16,3 persen, di untit nama Gubernur DKI saat ini, Anies Baswedan dengan 13 persen, disusul mantan Panglima TNI Jendral (purn) Gatot Nurmantyo 7 Persen, Sri Mulyani 6,1 persen dan Mahfud MD 5 Persen.

Sedangkan, jika AHY menjadi Cwapres Prabowo, hasilnya juga cukup menakjubkan. Menurut lembaga survey RTK Pasangan Prabowo-AHY mendapat suara 70 pesen. Suara tersebut merupakan suara tertinggi dibanding Prabowo dengan Anies atau Prabowo dengan Gatoto.

AHY disodorkan sendiri sebagai Cawapres tanpa disandingkan dengan Jokowi maupun Prabowo AHY memuncaki daftar perolehan tertinggi sebagai Cawapres dengan rata-rata 20 persen di banding dengan Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Sri Mulyani hingga Mahfud MD berdasarkan lembaga survey yang ada di Indonesia seperti, Indo Barometer, Cyrus Network dan Indikator Politik.

Dari berbagai hasil survey tersebut, bisa disimpulkan bahwa sejauh ini nama AHY menjadi cawapres terfavorit dan paling flexible untuk disandingkan dengan Capres manapun. Baik dipasangkan dengan Jokowi maupun Prabowo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline