Lihat ke Halaman Asli

Nanda Nuriyana SSiTMKM

Praktisi dan Akademisi

Overweight Nyaris Membunuhku

Diperbarui: 14 Juni 2021   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Aku seringkali ngeyel kalau dibilangin suami, setiap nasehatnya terlewatkan begitu saja. Terkadang di luar kendali hingga melanggar larangan tanpa pantangan. Seketika relung hati ini merasa bersalah karena diam-diam ia memperhatikan ulahku, meskipun dengan omelan bahkan ia kerap komplain pertanda sayang. 

"Jangan banyak makan nasi, bahaya, Ma!" nasihat suami di suatu hari.

Namun, tak kuindahkan amanatnya, sampai masalah pun muncul dan aku baru menyadarinya pada akhir Januari lalu. Terlihat kakiku dalam kondisi tidak  bisa berjalan, terasa kebas dan langkah tertatih-tatih. 

"Pa, kaki mama susah gerak, nih?" rintihku menahan nyeri saat bangkit dari tempat duduk.

Aku melihat ekspresi cemas, di wajah suamiku takkala mendengar nada ringisan dengan mengernyitkan sudut keningnya.  

Tiba-tiba, keluarlah serentetan omelan, rasa kekesalan dia.  

"Itulah, Ma. Dibilangin malah ngelunjak," teriaknya keras sambil memelototiku. 

"Haahh...," hardik suami dengan nada tinggi buatku terkejut. 

Aku diam tertunduk pilu, seketika raut wajah berubah cemberut menahan emosi. Isteri mana yang rela dimarahi kala dirinya mengalami kesakitan, walaupun jelas-jelas aku yang keras kepala. 

"Ya, Tuhan? Salahku apa ya?" gumamku dengan wajah merengut.. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline