Kepekaan teoritis sering dihubungkan dengan Grounded Theory. Kepekaan teoritis menunjuk pada suatu kualitas pribadi peneliti, yaitu pengetahuan seluk beluk dan arti suatu data. Kepekaan teoritis menunjuk kepada keluasan wawasan, kemampuan untuk memahami dan mengerti data. Kepekaan teoritis ini dapat membantu peneliti untuk mengembangkan sebuah Grounded Theory, dengan cara menggabungkan konsepsi-konsepsi sehingga penelitian yang dilakukan cepat terselesaikan jika kepekaan teoritis dari peneliti tidak berkurang.
Kepekaan teoritis berasal dari beberapa sumber antara lain :
1.Literatur.
Literatur termasuk mempelajari teori penelitian, dokumen-dokumen seperti biografi, penerbitan yang dilakukan oleh pemerintah, dan lain-lain. Dengan mengetahui beberapa penerbitan yang telah dikenal, diharapkan peneliti memiliki banyak atau kaya latar belakang informasi yang membuat peneliti “peka” terhadap apa yang terjadi terutama pada fenomena yang sedang dipelajari atau diteliti.
2.Pengalaman professional.
Peneliti mendapatkan pengalaman professional dari latihan-latihannya di lapangan, sehingga diharapkan bisa memahami dan mengerti apa yang terjadi dan bagaimana kerja di lapangan.
3.Pengalaman pribadi.
Dengan menggunakan pengalaman pribadi ini peneliti memiliki dasar untuk membuat perbandingan yang dapat merangsang generasi peneliti berikutnya mempunyai konsep-konsep yang relevan. Namun bagaimanapun juga peneliti harus berhati-hati agar tidak mengasumsikan bahwa pengalaman setiap orang itu sama dengan pengalamannya sebagai peneliti.
Referensi :
Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. 1997. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif : Prosedur, Teknik, dan Teori Grounded. Disadur oleh M. Djunaidi Ghony. Surabaya : Bina Ilmu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI