Lihat ke Halaman Asli

Satu Kali Ranking Satu Kala Aku Kelas Satu

Diperbarui: 16 Juni 2023   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Brahhhhh gadabrahhhh... Jumat pagi, semoga senantiasa dilimpahkan keberkahan untuk kita semua. 16 Juni 2023 pukul 07:51 mulai aku menulis sembari nonton TVRI talksow ringan "Jendela Negeri", semoga mampu membuka luasnya jendela pikir ku terkait Nusantara. Aamiin.

Masa kecil ku yang tidak secanggih masa kecilnya bocil jaman now, tapi semuanya seru, permainan semua manual tradisional, ada egrang, gasping panggalan, congklakan, bekelan, egrang batok, patahan, lompat tali, layangan, mobil-mobilan kayu, glidigan, pistol bambu, jeblugan, renang disungai, perahu-perahunan pakai debok pisang dll. Seru semua, permainan jadul itu me untuk aku untuk aktif bahkan hyper aktif, alhamdulillah semua melatih dan memperkuat sistem motorik ku. 

Dari kecil di umur 2 tahun aku di tinggal bapak ku merantau di kalimantan. Ini membuat ku kekurangan figure sosok bapak  istilah sekarang featherless. Aku lebih banyak dengan Simbok ku sampai aku bisa bermain sendiri, seingat ku usia 4 sampai 6 tahunan aku mulai main sendiri, serinya aku kerumah Simbah Sutimah yakni beliau Simbok dari Bapak ku, rumahnya tidak terlalu jauh, hanya beda RT saja. Seringnya main dengan Simbah, nemenin jemur gabah dll. Sesekali ikut paklik Subhan ke sawah, aku kecehan alias main air kadang sambil mancing. Paklik Subhan adik ke 3 dari Bapak ku, dia sering dirumah, paling ke sawah bantuin simbah nyangkul, adik-adik Bapak ku yang lain jarang dirumah di pondok pesantren. 

Palik Sub dia sosok laki-laki yang sering aku mintai untuk membuatkan mainan, kadang membuat joran, kadang membuat mobilan kayu dll. Paklik dari dulu orangnya suka dengan tanaman hias, suka piara hewan hias juga, suka bersih dan cukup rapi, cuma temramentalnya kadang suka tidak kekontrol. Tapi paklik orangnya asik seru asal jangan disalahi dulu. Hahaha.

Kecil ku dekil item, karena suka panas-panasan, permainan jadul outdoor semua jadi kulit ku terbakar matahari, hitam legam kayak malika kedelai hitam, hahaha. Sampai usia 7 tahun aku mulai masuk TK ABA hehehe, TK Bustanul Athfal Wadas, gurunya Bu Ning, orangnya gendut gemoy, suka lucu seru. 

Memory pasca TK yang aku ingat TK satu gedung dengan MI, ruang TK ada dipojok, bangunan kayu, aku ingat PR menggambar, dirumah aku kerjakan minta digambarkan oleh Bapak ku, gambar Burung Garuda kala itu Lengkap dengan dada Pancasila. Gambarnya bagus banget, paginya aku Bawa ke sekolah dan dinilai oleh Bu Ning, jelas dapat nilai 100 lah, siapa dulu yang gambar, Bapak ku. hahaha. Kalo aku yang gambar ya dua gunung, sawah tengahnya jalan. Hahaha. 

Gambarnya Bapak ku dengan ukuran A3, diminta Bu Ning untuk di pajang dikelas, aku tidak membolehkan kala itu, aku mau pajang dirumah, dan aku Bawa pulang. Hanya memory ini yang aku ingat di masa TK ABA. Hahaha. Aku hanya sekitar 2 bulan ikut sekolah TK, dan diluluskan dengan rapport yang baik. Alhamdulillah. 

Naik ke kelas satu, masih bangunan kayu, ruang kelasnya hanya disebelah ruang TK perais. Kelas satu tidak banyak memories yang aku ingat, hanya waktu itu masuk pertama setelah pembagian rapport, aku dipuji temen sekelas karena mendapat ranking satu, I'm TOP, hahaha, mungkin kalo kejadian ini aku yang sekarang, Gaya ku akan hedonis banget plus nakal, aku bakal duduk di meja dan kawan-kawan ku ada yang mijitin kaki, tangan pundak, sembari aku lempar bagi-bagi jajan, pakai topi MI mencengin, kacamata hitam, kancing kemeja buka 3, lengan baju sing-singkan, pakai kalung rantai yang gede ala repper gitu. Hahaha. Sayangnya waktu itu aku cupu, culun. Hahaha. Nah itulah seumur-umur sekali itu mendapatkan ranking satu, hahaha, ya cuma dikelas satu. Hahaha. Aztaghfirulohal adzim. 

Kelas dua gak puas dengan ranking satu terlalu sedikit, harus lebih banyak, hahaha, ya tidak gitu juga hahaha. Tidak banyak yang aku ingat dikelas dua. Aku ingat tapi agak lupa juga kejadian ini antara kelas dua atau kelas empat. Ingat ku sekedar kala itu pulang sekolah aku pulang kerumah Simbah, 50 meter hampir sampai rumah simbah kok rame kerumunan orang, ternyata simbah ku meninggal dunia. Hanya itu yang aku ingat di usia kelas dua ku. Tapi jangan mengsedih, ini ketetapan Alloh SWT yang sangat baik. Alhamdulillah, Barokalloh. 

Masuk kelas tiga, paling aku ingat aku patah tulang tangan kiri. Aku ikut gerakan alias gotong royong dilingkungan kampung ku kampung Ngepeh. Kala itu gotong royong narik slang air untuk salurkan air kolah alias blumbang tempat mandi dll alias MCK, nah sepulang dari ngolor-olor alias narik selang air dari sumber mata air, pas jalan pulang pas di bendungan Ngepeh disitu aku terpeleset jatuh lumayan dengan kedalaman 7-9 meteran, bawahnya pondasi yang sudah rusak, batu pondasi sudah ambiradul semua. 

Nah kepala ku kebentur batu, bolong dua titik di ubun-ubun dan pelipis, sampai sekarang bekas ya masih ada kalo di pegang agak ditekan masih terasa agak nyeri. Pergelangan tangan kiri ku patah parah kala itu, depan ku ada kakak sepupu ku namanya Hisam Chilmi, dia yang teriak-teriak minta tolong ke orang-orang yang ikut gotong royong. Akhirnya banyak orang menolong, aku sedikit sadar ada yang langsung lompat, lek Topa Jati, Pakde Rohim langsung gendong aku, aku masih ingat jelas moment itu, mata sebelah ku tertutup darah yang sudah mengental, mata sebelah sedikit melihat samar-samar. Terus Luka ya dikepala dikasih getah lumbu alias pohon talas, sampai pancuran jamban, di basuh darah ku dimuka, tangan ku sudah seperti huruf S, langsung ditarik oleh pakde Rohim agar lurus lagi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline