Lihat ke Halaman Asli

Naelatus Syifa

Mahasiswi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Kandungan Ibu yang Menjadi Madrosatul Ula?

Diperbarui: 1 April 2023   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."  (Q.S An-Nahl / 78)

Kandungan seorang ibu menjadi madrosatul ula? tempat pendidikan pertama?

Anak merupakan salah satu amanah yang dianugrahkan Allah Swt. kepada sepasang suami istri. Maka dengan itu, diperlukan adanya rasa tanggungjawab dari orangtua terlebih ibu, untuk mendidik dan menciptakan anak yang berkarakter baik, berakhlak mulia. Dan pendidikan itu dapat dimulai sejak dalam kandungan.

Dari ayat diatas telah menunjukkan bukti bahwa saat janin masih dalam kandungan telah dianugerahi oleh Allah Swt berupa daya pendengaran, penglihatan dan hati serta telah memiliki fungsi sejak ditiupkan roh kepadanya. Dari situlah perilaku ibu berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan juga ciri khas anak yang ditunggu kelahirannya, pembentukan ini berlangsung dari dalam diri sang ibu. Seorang ibulah yang dapat menentukan bagaimana keberhasilan anaknya kelak.

Pernyataan ini merupakan salah satu pemikiran tokoh pendidikan Islam atau cendekiawan muslim yang karismatik yaitu Abu Abdullah Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa'ad Ibnu Hariz bin Makkiy Zayn al-Din az-Zur'i ad-Dimasyqi atau yang mashur dengan sebutan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Tuhfatul al-Maudud fi Ahkam al-Maulud menjelaskan bahwasannya pendidikan sebenarnya itu sudah dapat dimulai pada masa perkembangan selama janin masih dalam kandungan (pendidikan prenatal), karena dirasa pada masa itu lebih efektif dalam mengaktualisasikan pendidikan tersebut.

Jadi, menurut pandangan Beliau janin pada saat di dalam kandungan itu sudah mampu untuk berinteraksi dengan keadaan internal maupun eksternal rahim dan pendidikan dapat diterapkan pada saat itu juga pada janin. Pada fase ini sangat membantu dalam memengaruhi pertumbuhan anak di masa setelah anak dilahirkan, baik dari segi fisik maupun psikisnya, karena menurut Ibnu Qoyyim setiap anak yang lahir itu masih dalam keadaan fitrah yang suci.

Pendidikan prenatal merupakan sebuah usaha yang disengaja dengan sistem yang terprogram bagi ibu hamil dan untuk janin dalam kandungannya. Dalam menjalankan atau menerapkan pendidikan ini, Ibnu Qoyyim membagi konsepsi atau tahapan pendidikan prenatal menjadi empat bagian, yaitu diantaranya:

1. Menentukan Jodoh

2. Menikah (hubungan suami istri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline