Lihat ke Halaman Asli

nad

mahasiswa

Dampak Fearful-Avoidant Attachment terhadap Hubungan Romantis Anak Saat Dewasa

Diperbarui: 14 Desember 2023   03:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan Mental, orami.co.id.

Dampak pola keterikatan orang tua terhadap anak menjadi alasan kuat terhadap kualitas hubungan sosial maupun romantis anak saat dewasa. Hal ini dikarenakan hubungan kelekatan yang kokoh terdiri atas emosi-emosi yang kuat untuk saling mempengaruhi serta adanya ekspektasi pada pasangan. 

Pola asuh orang tua secara tidak sadar akan membentuk kepribadian dan emosional anak sesuai dengan apa yang mereka terapkan. Saat masa pubertas, anak akan mengalami perkembangan hubungan romantis. 

Namun, sebagian besar remaja memiliki kecenderungan keterikatan romantis yang menghindar (avoidant romantic attachment) maupun keterikatan romantis yang takut-menghindar (fearful-avoidant romantic attachment), dan hal ini memiliki dampak  yang signifikan terhadap keberlangsungan hubungan romantis anak saat dewasa.

Semua ini terjadi karena banyak faktor, seperti gaya pengasuhan, efek pemodelan peran orang tua, pengaruh teman sebaya, kepatuhan sosial, maupun faktor individu. 

Anak yang mendapatkan pola asuh yang tidak aman dan cenderung pada pola keterikatan takut-menghindar (fearful-avoidant attachment) akan menjadikan pribadi yang takut akan keterikatan emosional yang mendalam, akan tetapi mereka juga takut untuk sepenuhnya menjauh dari hal tersebut. 

Menjadikan adanya konflik internal dan dilemma, antara ingin dekat dan terikat dengan orang lain, namun terdapat ketakutan pada penolakan dan terluka akan kehilangan yang kemungkinan akan ia dapatkan nantinya. 

Hal ini biasanya akan menyebabkan adanya siklus tarik-ulur dalam hubungan mereka, karena ketakutannya pada hubungan emosional yang mendalam dan menyebabkan kebingungan dan ketidakstabilan dalam hubungan romantis mereka. Hal ini juga dapat menimbulkan adanya kesulitan dalam mempercayai pasangan dan mengekspresikan kebutuhan emosional.

Figur terikat yang paling tepat pada pola keterikatan anak ialah orang tua. Keterikatan (attachment) antara orang tua dan anak memberi dampak yang cukup signifikan pada perilaku anak di masa depan. 

Jika anak memiliki keterikatan yang baik dengan orang tuanya, maka diyakini anak tersebut akan berkembang lebih optimal dan memiliki perilaku yang positif. Hal ini dipastikan karena orang tua memiliki ikatan biologis sehingga memiliki garis herediter, sebagai turunan. Atau dengan kata lain mereka memiliki ikatan darah yang kuat (Fatimah, 2019).

Pola asuh keterikatan merupakan konsep yang penting untuk memahami sejauh mana pengalaman anak dengan orang tua dapat mempengaruhi hubungan romantis mereka saat dewasa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline