Seperti tahun lalu, lebaran tahun ini masih berada dalam kondisi pandemi covid-19. Tapi paling tidak ada sedikit perkembangan. Kalau tahun lalu secara menyeluruh diminta untuk sholat id di rumah, namun tahun ini boleh diadakan sholat id bersama dengan beberapa syarat yang ada.
Kebetulan perumahanku di bilangan Depok berkesempatan mengadakan sholat id di jalan kompleks. Ketika datang, ada petugas yang mengukur suhu dan memberikan hand sanitizer. Posisi shaf juga agak renggang untuk menjaga jarak. Sepanjang keluar rumah sampai kembali ke rumah pun terus memakai masker. Dan setelah ceramah, tidak ada salam-salaman bersentuhan, cukup menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada saja.
Sepulangnya dari sholat id, beberapa penghuni kompleks di gang rumahku menyempatkan diri untuk silatuhamin on the road. Kenapa on the road? Karena dilakukan di jalan depan rumah, nggak masuk ke dalam rumah. Dengan masih memakai mukena, kami pun saling mengucapkan selamat idul fitri dan bermaaf-maafan.
Masuk ke dalam rumah, sebelum menyantap ketupat, hal pertama yang dilakukan adalah menghubungi keluarga nan jauh di pulau seberang. Nggak jauh juga sih, cuma Lampung. Tapi memang belum bisa mudik dua tahun ini. Maka salim orang tuanya masih via video call. Begitu juga dengan mertua, pakde, bulek yang ada di Jawa Tengah. Satu persatu kami hubungi untuk mengucapkan selamat lebaran dan meminta maaf.
Meski terjebak di perantauan yang jauh dari keluarga, tapi teknologi saat ini sangat membantu. Tak perlu kirim surat, cukup video call sudah bisa tertawa bersama dan bisa melihat wajah mereka. Walau vibe-nya pasti beda ya! Tak apa. Demi kesehatan dan keselamatan orang tua juga. Alhamdulillah ada tetangga yang terasa seperti saudara.