Lihat ke Halaman Asli

ranny m

maroon lover

Ngabuburit di Loteng Kosan

Diperbarui: 24 Mei 2018   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tema THR Kompasiana hari ini adalah lokasi favorit ngabuburit. Aku otomatis mendadak bingung! Secara tinggal di ibukota. Tepatnya di kosan seputaran Jl. Gatot Subroto tepatnya di Pancoran Barat yang sebagaimana kita ketahui merupakan daerah padat, lalu bisa ngabuburit kemana? Tapi nggak lucu kan kalo bisa berangkat tapi nggak bisa pulang karena..........ah Jakarta! Jalanan jadi pusat pelatihan olah emosi yang entah kapan akan berakhir.

Meskipun pulang kantor dipercepat, ashar sudah di rumah atau paling lambat jam 4 sore udah di kosan, tapi kegiatan ngabuburit mainstream seperti jalan-jalan atau jajan-jajan itu nggak pernah aku lakukan. Selain nggak suka dengan jebakan macet, kan anaknya rada sholehah dikit tuh, jadi nggak mau telat tarawih di masjid deh! Lantas kegiatan ngabuburitku gimana? Nah ini!

Ada semacam loteng di lantai 3 kosanku. Sesungguhnya ini tempat mencuci dan menjemur baju. Di kosan ada sekitar 20 kamar yang semuanya diisi perempuan, jadi bisa dibayangkan kan luas loteng yang seyogyanya menampung cucian-cucian kami? Kurang lebih luasnya 30 meter persegi. Lantainya sudah dikeramik. Ada sisi yang dikasih atap seng untuk melindungi sebagian jemuran pakaian kami. Di sini juga diletakkan kursi panjang. Sebenarnya aku nggak tahu apa fungsi kursi panjang ini. Jemur cucian kan nggak sambil duduk ya!

Biasanya setelah mandi sore, aku ke atas untuk mengangkat jemuranku. Aku suka duduk di kursi panjang yang ada di sana. Melihat ke sekeliling. Jangan harap ada pemandangan laut atau burung-burung yang bersandar di pohon nan rindang! Menebarkan pandangan ke kanan kiri pun isinya ya cuma gedung-gedung tinggi. Nggak ada indah-indahnya. Tapi cobalah mendongak ke atas. Di sana ada hamparan langit yang sempurna. Inilah view favoritku. Langit dari atas loteng kosan.

Memperhatikan birunya langit berubah menjadi oranye saja sudah mampu membuat aku nggak galau nunggu kumandang adzan maghrib. Yang kuyakini bahwa langit itu merupakan keajaiban Tuhan. 

Setiap harinya warna langit dan aksesorisnya itu belum tentu sama. Aksesoris yang kumaksud adalah bentuk dan warna awan, kadang-kadang juga ada kilatan cahaya petir atau pun tetesan-tetesan bening yang berjatuhan.

Selain menikmati pemandangan gedung tinggi yang nampaknya kurang indah dan langit megah yang rupawan itu, udara di loteng kosan juga cenderung lebih segar daripada di kamar kosan apalagi jika dibandingkan dengan jalan raya kantor. Meskipun yah, pasti masih jauh dari udara bersih pegunungan.

Kadang aku sendirian, kadang ada teman kosan yang ikut bergabung juga. Lebih sering sendiri sih, maklum anak-anak kosan lebih sering sampai kosan menjelang bedug maghrib. Memang lebih seru kalo ada temannya. Bisa sambil ngobrol-ngobrol, curhat dan foto-foto. Tapi sendiri pun tak apa. Aku baik-baik saja hehee..

Loteng kosan memang sederhana namun paling tidak, di sini lebih lega, nggak sumpek dan jauh dari hiruk pikuk. Aku bisa sejenak menikmati semilir angin, mengistirahatkan badan dan pikiran yang penat serta mengembalikan kewarasanku sambil menunggu waktu berbuka puasa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline