Aroma teh tubruk sangat khas dalam indera penciuman. Sedari kecil, orang rumah lebih terbiasa ngeteh ketimbang ngopi. Salah satu yang suka ngeteh, Mama dan bapak.
Bisa dibilang, Sukabumi (musim hujan) dan Kota Bogor memang masih memiliki udara dingin beberapa tahun kebelakang. Jadi, pagi hari sambil memasak akan lebih hangat ditemani secangkir atau segelas teh tubruk. Kadang teh manis hangat atau teh tawar hangat.
Merek teh lokal yang cukup familiar dalam ingatan ya itu teh cap Botol dan teh cap Poci. Keduanya silih berganti ada diantara gula dan garam pada rak bumbu dapur.
Iya, penyimpanan teh ini selain dibiarkan dalam kemasannya. Supaya makin terjaga disimpan dalam wadah bumbu yang agak besar.
Aromanya sangat khas, aromatik menyegarkan. Apalagi yang teh hijau, spesialnya teh cap botol menambahkan bunga melati di dalam kemasan teh. Jadi makin enak dan harum keseluruhan aroma teh campur aroma bunga melati.
Kandungan teh cap botol (Dokpri/mynotetrip)
Rupanya, bukan hanya di rumah saja yang menyediakan teh tubruk cap Botol. Dibeberapa tempat makan (Warteg, warung nasi, penjual bakso, tukang mie ayam & tukang bubur) Pun menggunakan teh yang satu ini.
Teh tubruk ini tuh jadi pilihan karena rasanya khas, aromatik dan harganya terjangkau banget. Isinya pun banyak, bisa buat nyeduh teh berkali-kali.
Ada yang rajin, teh nya di seduh pake air mendidih lalu di saring dan di simpan ke dalam termos ataupun teko besar.
Ada juga yang dibiarkan teh nya tetap menyatu dengan air. Awalnya saya kerepotan kalau nyeruput teh yang masih banyak butiran dan ampasnya. Minum teh sambil memilah tangkai dan batang teh serta bunga melati.