Lihat ke Halaman Asli

Lala_mynotetrip

Terus berupaya menjadi diri sendiri

Ketika Usia Tidak Sesuai Ekspektasi

Diperbarui: 16 Juli 2019   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.istimewa

Ketika masih disekolah Dasar kita selalu meneriakan cita-cita, impian yang besar tanpa memikirkan cara-cara untuk menggapai nya. Cita-cita dan impian kita teriakan sekencang mungkin dan rasa yakin untuk menggapainya sangatlah tinggi. Entah kenapa seiring berjalannya waktu, realita justru memadamkan perlahan-lahan rasa percaya tersebut. 

Padahal pola pikir yakin dan bisa menggapai impian dan cita-cita itu sangat diperlukan, sebagai salah satu energi positif dalam mewujudkan impian dan cita-cita. Begitulah terkadang pemikiran kekanak-kanakan itu perlu dipelihara dan terjaga dalam hal menuju penggapaian cita-cita. 

Ketika di usia 18 tahun keatas, pemikiran realistis seringkali menutup dan menimbun kepercayaan bahwa impian itu dapat diraih. Terutama saat dilema harus memilih bekerja di usia yang seharusnya berkuliah, yups kadang kita lupa bahwa bekerja itu ada range usianya. Sedangkan kuliah itu tak terbatas usia. Hal ini baru saya sadari saat menjelang Lulus S1, kesadaran yang agak lambat datangnya. Ketika lulus sekolah menangah keatas saya berpikir untuk segera bekerja dan menabung untuk kuliah. 

Fokus saya pada saat itu kuliah, kuliah dan kuliah. Bekerja disebuah perusahaan sampai kurang lebih 4 tahun tanpa mrmprdulikan kenaikan jabatan dan lainnya. 

Saya hanya berfikir bekerja untul membayar kuliah, ternyata konsep yang saya terapkan itu kurang tepat. Didunia kerja kita membutuhkan loyalitas dan show on kemampuan (komunikasi dkk) sedangkan seorang mahasiswi dan karyawati, saya sulit untuk memberikan loyalitas karena jam nya kejar-tayang dengan jam kuliah. Ide-ide seringkali tidak tersampaikan karena kurangnya rasa percaya diri dan komunikasi yang masih agak kacau, alhasil saat lulus kuliah saya sadar seharusnya saya meniti karir dahulu kemudian saat memiliki posisi yang lumayan saya lanjutkan pendidikan. 

Sehingga saat usia saya bertambah, pendidikan selesai dan karir saya pun sudah lumayan. Meski begitu saya memang tidak terpuruk akan kesalahan pengambilan keputusan, setidaknya dari kekeliruan pemikiran dan penerapan konsep saya yang kurang pas tersebut kelak saya bisa memberikan arahan, masukan pada buah hati saya dan kepada anak-didik saya kelak. 

Setiap pilihan memang menyajikan sebuah konsekuensi. Yups pada saat dulu saya fokus tidak ingin menunda kuliah lebih dari 1 tahun, saya ingin lulus diusia normal. 

Konsekuensi agak pahitnya saya tidak mendapatkan karir yang bagus. Meski begitu semoga yang sempat membaca sedikit pengalaman saya ini dapat mengambil keputusan terbaik untuk kehidupannya.. ~with love 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline