Lihat ke Halaman Asli

Moh. Wenning Ghalih

Pelajar Darul Arqam

Kebenaran sebuah agama

Diperbarui: 21 Desember 2021   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Untuk memulai artikel kali ini kita awali dengan sebuah pertanyaan "apakah semua agama itu sama?" pertanyaan ini mulai bermunculan di kalangan masyarakat dan menjadi perselisihan dan meresahkan. Terutama bagi orang yang beragama. Mari kita bahas lebih  lanjut.


Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Dr Hasanuddin Abdul Fatah Menyampaikan pandangan Islam terhadap pertanyaan tersebut.


"Semua agama itu baik karena semua agama mengajarkan kebaikan, persaudaraan, dan sebagainya. Tetapi kalau (seorang Muslim menyamakan) bahwa semua agama benar, itu salah. Setiap pemeluk agama menganggap agamanya benar dan masing-masing meyakini kebenarannya, termasuk Islam," katanya.


Disini bisa kita kaji bahwa, semua agama mengajarkan kepada kebaikan. Mengajarkan menyembah kepada tuhannya, melaksanakan ibadahnya,  berbuat baik, tidak mencuri, tidak berzina, tidak mabuk dll. Tidak ada agama yang mengharapkan kejahatan karena dari namanya saja berasal dari bahasa Sansakerta dengan akar kata "A" yang berarti tidak dan "gama" yang berarti kacau.


Masalahnya kalau dari pernyataan ini seseorang menyatakan bahwa semua agama benar atau sama, maka ini salah. Kecuali kalau ia termasuk Politeisme (kepercayaan yang mengakui adanya lebih dari satu Tuhan). Setiap pemeluk agama pasti menganggap bahwa hanya agamanyalah yang paling benar.  Dan masing masing meyakini kebenarannya. Ketika seseorang beragama islam ia akan merasa yakin bahwa islamlah agama yang benar. Ketika juga seseorang beragama kristen ia akan merasa yakin bahwa kristenlah agama yang benar.


Namun, Kebenaran itu hanya ada satu. Maka selain dari itu, semuanya salah atau bertentangan. Misalnya orang pertama berkata bahwa si-A berada di rumah. Orang kedua berkata bahwa si-A berada di pasar. Orang ketiga berkata bahwa Si-A berada di rumah sakit. Dari tiga pernyataan tersebut hanya ada satu pernyataan yang benar. Otomatis pernyataan yang lain salah. Mungkin saja si-A berada di pasar. Berarti penyataan orang kedua benar. Otomatis pernyataan orang pertama dan orang ketiga salah. Atau mungkin dari ketiga pernyataan tersebut tidak ada yang benar. Yang benar adalah bahwa si-A berada di lapangan.


Sama hal nya juga dengan agama. Dari sekian banyaknya agama di dunia hanya ada satu agama yang benar. Dengan otomatis agama yang lain salah. Misalnya agama islam adalah benar. Maka dengan otomatis seluruh agama di dunia kecuali islam adalah salah. Perselisihannya adalah agama manakah yang benar.


Ada 3 aspek konsepsi dalam menguji kebenaran sebuah agama, yaitu:


1. Aspek ketuhanan
Memiliki penjalasan mengenai tuhan dengan jelas. Yang terpenting adalah bahwa tuhan tidak bisa disamakan dengan makhluknya. Apabila makhluknya mengantuk dan tidur. Maka tuhan tidak pernah tidur, bahkan, mengantuk pun tidak. Penjelasan bahwa tuhan hanya satu, tidak di peranakkan dan tidak beranak dll.


2. Aspek ibadah
Bukti meyakini tuhan itu adalah dengan cara ibadah. Ibadah yang baik adalah ibadah yang jelas cara pelaksanaan nya dan waktunya. Bagaimana tata cara melaksanakannya? bagaimana kalau sakit atau sedang berkendala? Dimana tempatnya? Kapan waktunya? Dll.


3. Aspek interaksi sosial
Hubungan dengan sesama yang baik. Atau hubungan yang baik dengan sesama manusia. Seperti perintah beribadah barbuat baik, berkata sopan, jujur dll. Dan larangan berzina, mabuk, judi, mencuri dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline