Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Hembusan Angin Cemara Tujuh 23

Diperbarui: 3 Juni 2018   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bunga Tulip aneka warna, laksana bentangan karpet menghampar di sepanjang perjalanan . Sulaman aneka warna lautan Tulip berwarna ungu, warna orange, merah, kuning, putih, biru, bahkan Tulip berwarna hitam, serasi rapi dan padu mempesona, menjadi primadona wisata negeri Belanda di musim semi. Menjadi daya tarik menyedot pelancong manca negara yang membanjir setiap tahun, menyetor devisa.

Memandang dari kereta, lautan  warna warni di sepanjang jalan itu seperti tak pernah habis, hanya diselingi kota kota yang terlewati. Kota kota itu bak pulau pulau berwarna hijau yang dikelilingi lautan warna warni bunga. Inilah kesenian alam, anugerah Tuhan yang diolah manusia, inilah indahnya musim semi di Belanda.

Mata Empat sekawan itu seolah tak mengerjab, takut melewatkan sineri Sorgawi itu.

Kereta Api berhenti di stasiun Den Haag Central, artinya tidak lama lagi mereka akan sampai di Rotterdam setelah melewati stasiun kota Delft.

Oleh kantornya, mereka telah dipesankan kamar di hotel kecil Seamans House, hotel persinggahan pelaut. Sambil menunggu tempat indekos yang sedang diusahakan oleh pihak Institut, mereka akan tinggal di hotel kecil itu selama dua minggu.

Di seberang gang gerbong tempat duduk mereka, nenek Belanda berbadan lebar sedang asyik membaca. Deni yang duduk berseberangan persis bertanya kepada nenek itu dengan kepolosan anggapan kalau orang Belanda itu pasti helpful.Deni menanyakan kalau dari stasiun Rotterdam ke Seamans House harus naik apa.

Nenek itu mendongak dari bacaannya, mengerutkan kening, dengan nada kurang senang hanya menjawab,

" sorry I'm busy " dan melanjutkan membaca.

Deni terperangah mendapat respon lugas itu, hanya diam tidak melanjutkan tanya. Tiga temannya senyum senyum kecil merasa kasihan, atau merasa lucu dengan pertanyaan lugu temannya.

Tak berapa lama dari momen lugas dengan nenek tadi, tiba tiba mereka kaget ketika ada suara perempuan dengan bahasa Indonesia kecedalan bicara ke arah mereka,

" Dari Indonesia ya? "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline