Lihat ke Halaman Asli

Mujahid Zulfadli AR

terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

Kikigaki, Model Literasi Aktif untuk Menjaga Alam dan Tradisi

Diperbarui: 17 Oktober 2019   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses wawancara Kikigaki bersama meijin. unesco-school.mext.go.jp 

"Meijin saya keren" Finna

Kegiatan wawancaranya dengan narasumber berusia senior atau meijin meninggalkan kesan begitu mendalam. Finna yang merupakan pelajar SMA Kornita-IPB spontan bangga mengucapkan itu ketika menyajikan tulisannya di forum seminar Kikigaki 2013.

Finna menemukan paradoks. Meskipun penghasilan sang meijin minim dan tinggal sebatang kara, namun sikap hidup berkata sebaliknya. Justru kondisi itu membuat sang meijin jadi pribadi yang sangat bermartabat karena tetap berdikari dengan usahanya sendiri tanpa meminta-minta.

Keikutsertaan Finna dan rekan-rekannya dalam proyek Kikigaki ('Mendengar' dan 'Menulis') akhirnya mengenalkan mereka pada figur-figur teladan sesungguhnya. Di antara sosok itu ada yang berprofesi sebagai pengrajin bambu, pembuat sapu awis, pembudidaya bakau, pemulia tanaman obat, sampai penenun tradisional.

"Kikigaki adalah metode pembelajaran bagi generasi muda tentang pengetahuan dan kearifan generasi tua dengan cara menggali dan mendokumentasikan perjalanan hidup seorang narasumber sepuh (meijin) melalui dialog secara tatap muka langsung." | Nahoko Yoshino

Kikigaki 'memaksa' Finna dkk terjun ke lapangan. Mendatangi ruang hidup sang meijin untuk melihatnya bekerja, live-in tiga sampai empat hari, sembari melakukan wawancara. Pengalaman yang sangat jarang mereka temui itu memberi peluang terjalinnya komunikasi aktif dengan generasi lebih senior.

Dalam proses Kikigaki, sebagian besar peserta akhirnya "menemukan dan menyadari ada nilai yang berharga dan penting di balik hal yang kelihatannya biasa saja atau tidak diperhatikan selama ini"

Akibatnya mereka jadi mengenal alam dengan cara pandang dan wawasan baru. Desa dan alam di sekitarnya lebih dari sekadar tempat wisata dan rekreasi. Tapi sebagai tempat hidup bagi manusia yang hidup di dalamnya. Ruang tempat mencari penghidupan, dan terlebih sebagai lanskap yang dijaga sang meijin demi keseimbangan kehidupan mereka dengan ekosistem.

"saya lebih bisa merasakan perjuangan seorang meijin yang sudah tua untuk terus berusaha melestarikan lingkungan, terutama di daerah pesisir pantai. Saya juga lebih menghargai ciptaan Tuhan. Saya menjadi sangat mengerti betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan." Reza Anugrah, SMAN 1 Banawa, Donggala (Peserta Kikigaki 2015)

Perjalanan Finna dkk menemukan 'nilai baru' bukan perkara instan dan mudah. Terlebih sebagian besar peserta Kikigaki belum pernah berhubungan langsung dengan kehidupan yang dialamai meijin mereka. Mereka harus melewati seluruh rangkaian Kikigaki.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline