Lihat ke Halaman Asli

The Sound of Silence (Short Horror Story)

Diperbarui: 15 Februari 2019   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah menjalani seumur hidupnya sebagai seorang tuna rungu, sahabat baikku akhirnya mendapatkan implan koklea. Saat terbangun setelah operasi, kami semua mengerumuninya. Istrinya, adalah orang pertama yang bicara dengannya. Saat mendengar suara orang yang paling ia cintai itu, sahabatku tak bisa membendung tangis bahagia. Kami kemudian berbicara dengannya secara bergantian, mengenalkan suara kami padanya, dan atas setiap kata yang keluar, dia semakin emosional. Wajar, bagi seorang yang tuli seumur hidupnya, bisa mendengar suara-suara merupakan sebuah pengalaman yang menguras haru. Saat kami semua selesai, yang tersisa adalah keheningan belaka.

Dia kemudian menatapaku dan menanyakan suara apa yang sedang ia dengarkan. Butuh waktu untuk mengerti suara apa yang ia maksudkan, dan saat aku paham, kukatakan padanya bahwa dia sedang mendengarkan keheningan.

Dia menggeleng. "Hening tidak seperti ini," katanya lirih, seolah hendak meresapi dan mengenali sauaranya sendiri untuk yang pertama kali. "Seumur hidup, tak ada hal lain yang kudengarkn selain hening. Yang ini berbeda."

Sebuah suara terdengar dari luar ruangan, mendengarnya, sahabatku ini sontak menegakkan badan. "Itu dia! Bukankah keheningan adalah suara yang seperti itu?"
Yang ada di ruangan saling melempar pandang cemas, dan berbagai ekspresi lain yang susah diterka sebelum kemudian, aku angkat bicara.

"Bukan," kataku lirih. "Yang barusan itu adalah suara jeritan."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline