Lihat ke Halaman Asli

Para Penjaga Air: Antara Kerja dan Sosial

Diperbarui: 12 September 2019   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

AkudanAir

Beberapa tahun belakangan ini Jakarta diramaikan dengan kehadiran para pekerja baru yang dinamakan dengan pasukan pelangi yang terdiri dari pasukan berkostum orange, biru, hijau dan lain-lain.

Kehadiran bidang pekerjaan baru ini cukup menarik perhatian warga lain untuk bisa mendapatkan pekerjaan tersebut. Padahal dulunya pekerjaan ini tidak cukup menarik hati mereka namun kemajuan zaman telah merubahnya.

Membersihkan jalan, saluran air, keindahan taman kota, sarana dan prasarana umum, masalah orang hilang, permasalahan banjir merupakan bagian dari pekerjaan mereka. Tentunya ini akan berhadapan dengan masyarakat langsung di lapangan. Suatu pekerjaan yang cukup untuk menguji mental keberanian, kesungguhan dan keikhlasan.

Khususnya penjaga air ketika musim hujan tiba akan disibukkan dengan urusan air yang datang dari hujan dan juga dari kiriman Bogor khususnya. Air yang melimpah jatuh ke tanah Jakarta akan cukup merepotkan warga dan penjaga air yang menjadi tugas mereka. Disaat kemarau mungkin tidak terlalu menyibukkan mereka dengan urusan air tapi musim kemarau ini menjadi saat yang tepat untuk mempersiapkan dalam menghadapi musim hujan mendatang.

Pekerjaan yang berurusan langsung dengan kebutuhan masyarakat ini tentunya menuntut kesungguhan dan perhatian yang rutin akan tugas dan tanggung jawabnya. Totalitas pengerjaan menjadi tuntutan yang pasti ketika obyek pengerjaan sudah harus dibenahi.

Mental kerja dan sosial harus sudah berada dalam jiwa sang pekerja. Ketika berhadapan dengan pekerjaan tentunya skill dan hati menyatu. Tanpa jiwa sosial skill akan berhenti sampai waktu atau jam kerja selesai. Tapi jiwa sosial tidak akan berhenti sampai disitu. Ia akan terus dibawa dan mengikuti hingga urusan selesai.

Setiap individu berbeda sifat dan wataknya dalam menghadapi pekerjaan. Jiwa pekerja akan selalu siap bekerja dan menunaikan tugasnya. Tapi jiwa sosial akan selalu siap bekerja kapan saja. Jika keduanya digabungkan akan menghasilkan pekerjaan yang maksimal. 

Disamping hasil kerja yang maksimal dan memuaskan hati segala pihak, pahala dari Tuhan akan terus mengalir selama manfaat fasilitas terus dinikmati warga. Keberkahan dunia dan akhirat akan dicapai. 

Bayangkan beberapa masa yang lalu sempat terjadi penumpukan sampah di pintu air di beberapa kawasan. Penumpukan yang terus menerus setiap hari tanpa adanya upaya untuk membersihkannya. Belum lagi sampah yang menggenangi pinggiran kali yang bersinggungan langsung dengan pemukiman warga pinggiran sungai/kali.

Bagaimana bisa hal itu dibiarkan terus menerus oleh pimpinan kota terlebih-lebih warga yang langsung berhadapan dengan genangan sampah tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline