Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Jadikan Kuntilanak Hantu Nasional [Sebuah Proposal]

Diperbarui: 5 Mei 2021   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kuntilanak (Foto: solopos.com/youtube.com)

Kuntilanak.  Siapa yang belum pernah mendengar namanya?  Dia adalah hantu yang paling tinggi populasinya di Indonesia.  

Sekaligus dia adalah hantu yang paling luas wilayah persebarannya.   Ada di semua pulau dan semua propinsi.  Ada di gunung, dataran tinggi dan di pantai, dataran rendah.  Di hutan, kebun, sawah, tegalan, tambak, dan sungai.  Ada di gedung tua dan di pohon tua.  Jangan tanya di kuburan.

Boleh dibilang, kuntilanak itu hantu paling populer di Indonesia.  Semua orang suka mendengar cerita tentangnya, tapi takut bertemu dengannya. Semisal manusia tak takut pada hantu, mungkin kuntilanak akan menjadi hantu yang paling sering diajak selfie dan wefie.  

Juga mungkin akan menjadi hantusumber paling top. Paling sering diwawancarai di televisi, atau diundang ngobrol di podcast.

Popularitas kuntilanak itu jauh melampaui semua hantu yang masih ada dan atau yang pernah ada di Indonesia.  Genderuwo misalnya hanya ada di Jawa, leak cuma di Bali, kakartana hanya di Flores, dan beguganjang di Tanah Batak.  Tak adalah yang sefenomenal kuntilanak.

Ditinjau dari segi popularitas, populasi, dan persebarannya, sudah selayaknya kuntilanak disyahkan sebagai "hantu nasional".   Dengan demikian melati  sebagai "puspa bangsa" punya pasangan. Bukankah kehadiran kuntilanak selalu ditandai oleh wangi bunga melati (selain kamboja)? 

Ada baiknya pemerintah mempertimbangan usulan ini, sebelum nanti kuntilanak diklaim Malaysia sebagai "hantu nasional"-nya.  Di Malaysia kuntilanak disebut pontianak.  Serupa dengan penamaan di Kalimantan dan Sumatera bagian utara. 

Di Kalimantan Barat, Pontianak  bahkan menjadi nama ibukota propinsi.  Sebab dahulu, menurut hikayat, daerah itu adalah hutan pemukiman masyarakat pontianak.  

Kalau Malaysia sampai mengklaim pontianak sebagai "hantu nasional", maka nama kota Pontianak juga ikut diklaim. Ribetlah urusan hak ciptanya.

Suatu "hantu nasional" sangat dibutuhkan kehadirannya sebagai penguat ikatan bangsa. Jika warga melihat kuntilanak maka, pada statusnya sebagai "hantu nasional", warga akan tersadar akan hakekatnya sebagai warga dari satu bangsa yang berhantu satu, kuntilanak.

Seperti halnya melati,  setiap kali warga melihatnya, maka sadarlah dia akan eksistensinya sebagai warga dari satu bangsa.  Melati, puspa bangsa, itu membangun imaji tentanf sebuah bangsa. "Komunitas terbayang" (imagined community), kata Ben Andersen. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline