Lihat ke Halaman Asli

Monika Ekowati

Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 29, Perutusan Misi Jiwa Kelana (2)

Diperbarui: 12 Agustus 2021   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semburat  Putih  Pelangi  Kasih (  Lukisan  Bp.Y.P  Sukiyanto )

Perutusan,  Misi  Jiwa  Kelana (2)

Cerita  sebelumnya :

 

"Ya, syukur akan anugerah Sang Hyang Widhi kalau Ning dianugerahi pasuryan (wajah dan penampilan) seperti anak raja," katanya. "Kalau anak seorang demang saja seperti Ning Sanggra yang luar biasa tatakramanya dan berkulit halus, bagaimana lagi Putri Raja Daha, ya?"   ( Bersambung )

 

Walaupun tampil sesederhana mungkin, rupanya darah keprabon yang mengalir dalam diriku tidak dapat menyembunyikan apa yang kumiliki. Terlebih karena aku rajin berlatih kanuragan dan olah kerohanian yang membuat auraku semakin memancar.

Orang melihat dan bisa menduga-duga bahwa aku adalah seorang yang menyamar, terlebih kalau yang bertemu denganku adalah orang yang punya tataran kesaktian yang tinggi, pasti tahu jati diriku yang sebenarnya.

 Aku berusaha bersikap tenang. Lalu aku meminta izin kepada Pak Lurah agar diperbolehkan membantu menanam padi. Dengan senang hati Pak Lurah dan Pak Karmo mengizinkan aku masuk ke area persawahan.

 

Baru kali ini saya masuk lumpur, bersama-sama menanam padi. Sambil bekerja pikiranku melayang dalam permenungan dari padi yang sebutir kini tumbuh menjadi rumpun yang menghijau. Dengan kerja keras para petani yang menyiangi tanaman liar, rumpun padi itu akan berkembang, dan dalam tiga atau empat bulan kemudian siap dipanen.

Bulir padi yang meranum itu merunduk karena banyak isi. Demikian pula orang yang banyak menyimpan ilmu juga merunduk penuh kerendahan hati agar ilmu yang dikandung itu semakin matang, siap dituai untuk kepentingan orang banyak. Aku terus berjalan mundur sambil membungkuk agar benih padi yang kutancapkan tertanam dengan baik dan tumbuh dengan sempurna.

Sambil bekerja, pikiranku merenung. Betapa sepiring nasi yang siap disantap itu membutuhkan pekerjaan dan jerih lelah banyak orang. Setelah dituai, bulir gabah akan dijemur, selanjutnya bulir gabah dipisahkan dari tangkainya. Tangkai yang disebut merang itu bisa dimanfaatkan dengan dibakar dan direndam air hujan, lalu ditiriskan dengan kain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline