Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Faiz Attoriq

Kontributor lepas

Terlalu Ambisius Sejak SD, Kuliah Pun Kehabisan Energi

Diperbarui: 22 Februari 2023   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi ambisius justru membuat semangat di masa depan akan cepat habis. (Foto: Unsplash.com/Gabriel)

Saat SD, saya terobsesi untuk memiliki nilai bagus dan ranking pertama dalam sekelas, waktu itu masih mengenal sistem ranking.

Waktu SD saya terlalu banyak tersita untuk belajar, padahal seusia saya seharusnya masih bisa mengimbangi waktu dengan hobinya.

Saat itu, saya menganggap mendapatkan nilai bagus dan ranking yang tinggi memiliki kepuasan tersendiri yang saat itu masih mengenal sistem ranking.

Selama SD, saya 2 sampai 3 kali meraih posisi puncak klasemen akademik kelas, meski pada Kelas 5 pernah anjlok.

Bukan ranking pertama, saya juga terobsesi dengan nilai sempurna untuk UN yang saat itu menjadi penilaian akhir kelulusan SD.

Saya akhirnya lulus SD dengan mendapatkan predikat peraih nilai UN tertinggi dalam satu sekolah saat itu.

Begitu SMP, ambisiusitas itu masih terjaga, juga masih dalam euforia nilai tinggi UN SD sehingga menggenjot motivasi belajar.

Namun, semangat itu mulai naik-turun begitu Kelas VIII dan IX SMP, mungkin sekolah saya saat itu bisa dikatakan favorit meskipun swasta.

Saingan saya agak lebih sering didaftarkan pada lomba olimpiade mata pelajaran dibandingkan dengan saya sendiri.

Sebisa mungkin saya untuk menyemangati diri, suatu hari nanti saya akan bisa menyambung tren 'positif' itu.

Hingga pada akhirnya, saya lagi-lagi menjadi peraih nilai UN tertinggi di satu SMP kala itu, menyambung tren 'positif' sejak SD.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline