Lihat ke Halaman Asli

Yamin Mohamad

TERVERIFIKASI

Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Membangun Growth Mindset

Diperbarui: 11 September 2022   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diolah dari Canva

Kesuksesan seseorang tidak diwariskan begitu saja secara turun temurun. Demikian juga dengan kemampuan pencapaian kesuksesan. Kemampuan seseorang untuk meraih cita-cita dan harapannya tidak didapatkan secara genetis. Kesuksesan dicapai melalui proses dan upaya yang kerapkali mengalami kegagalan.

Setiap orang memiliki bakat tertentu yang disebut sebagai potensi, sebuah kemampuan alami atau bawaan. Potensi itu semacam pisau yang berfungsi untuk memotong, membelah, atau mengiris sesuatu. Namun, pisau itu tidak akan berfungsi dengan baik jika tidak diasah dan dirawat dengan baik. 

Begitu juga dengan potensi. Setiap orang lahir dengan potensi berupa bakat tertentu. Agar berkembang bakat itu harus dilatih secara konsisten. Hanya dengan ini bakat dapat terasah dengan optimal. Dalam konteks pengembangan bakat (diri) diperlukan growth mindset.

Apa itu Growth Mindset

Growth mindset secara harfiah berarti pola pikir berkembang. Growth mindset seringkali dipertentangkan dengan fixed mindset (pola pikir tetap). 

Secara konseptual, growth mindset dapat diartikan sebagai pola pikir seseorang dimana ia menyadari bahwa kemampuan atau bakat yang dimilikinya sejak kecil hanya sebuah awal.

Ia percaya bahwa melalui kerja keras dan kesungguhan, kemampuan dan bakat tersebut dapat terus mengalami kemajuan dan perkembangan. Kesadaran ini mendorong tumbuhnya pola pikir seseorang untuk terus belajar dan berpikir bagaimana memahami dunia.

Seseorang yang hidup dengan growth mindset kerapkali mencoba proses pembelajaran yang bermakna dan memberikan dampak dalam hidupnya. Para pemilik growth mindset tidak hanya ingin terlihat pintar atau tampak memahami suatu masalah.

Mereka cenderung ingin melakukan eksplorasi banyak hal. Merekapun sangat menghargai dan menikmati proses. Bagi mereka, kegagalan bukan akhir tetapi batu loncatan ke tahap selanjutnya.

Ketika mengalami kegagalan, cara seseorang menghadapinya, dapat mencerminkan pola pikirnya, apakah ia memiliki  pola pikir berkembang atau kebalikannya pola berpikir tetap. Saat berada pada pola berpikir tetap, biasanya seseorang melihat kegagalan sebagai bukti ketidakmampuan.

Kegagalan menjadi sesuatu yang menakutkan. Kelompok fixed mindset cenderung berpikir pragmatis dan selalu berusaha untuk berhasil dalam waktu singkat. Mereka menyukai jalan pintas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline