Lihat ke Halaman Asli

Bungkus Kepalsuan

Diperbarui: 7 Juli 2017   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bungkus Kepalsuan

Oleh:Moh Afif Sholeh

Zaman semakin canggih, serta serba instan, di sisi lain sulit membedakan antara kebenaran dengan kepalsuan, semua melebur menjadi satu kesatuan, hal ini membutuhkan kecerdasan dalam memilih dan memilahnya. Ponimin salah satu korban penipuan yang berkedok bisnis benda berharga, ia terlalu tergiur dengan keuntungan yang berlipat ganda, tanpa mengecek secara detail kebenarannya.

"Pak, saya ada bisnis yang menjanjikan, mau ikut bergabung tidak?"tawaran orang yang baru ia kenal.

"Bisnis apa pak?"ia bertanya.

"jual beli benda berharga, seperti samurai peninggalan Jepang, senjata atau alat perang kerajaan zaman dahulu, keuntungannya luar biasa pokoknya".

Sejenak terlintas dalam pikirannya, mana mungkin orang bisa cepat kaya dengan cara itu, namun karena terhipnotis penampilan dan retorikanya, ia menjadi terpancing untuk mengikuti bisnis itu, walau milyaran uang yang ia keluarkan.

"ini keris peninggalan Majapahit, harganya 3 milyaran, berguna untuk penolak sihir."tutur orang itu.

"Bisa dites kebenarannya tidak?agar jelas semuanya.

"Oh sangat bisa."Ia meyakinkan.

Akhirnya, Ia terpesona dengan fungsi benda itu, dan minta dikirim kerumahnya dalam keadaan terbungkus rapi, tanpa dicek terlebih dahulu. Sesampainya dirumah, ia akan mendapat keuntungan yang berlipat ganda dengan menawarkan ke kolektor benda berharga. Setelah itu, ia menghubunginya, dan meminta untuk datang ke rumahnya untuk melihat benda yang ia beli. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline