Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Rumah Kosong

Diperbarui: 1 Mei 2024   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Sebetulnya ini cerita lama, waktu pertama kali keluar dari kampung halaman.  Niatnya ikut seleksi masuk perguruan tinggi.  Jelas ke kota besar. 

Bertiga,  saya, Jamal, dan Qomar.  Setelah lulus SMA,  waktu di kampung ku adanya Madrasah Aliyah,  ingin berpeluang ke kota , siapa tahu bisa menjadi mahasiswa. 

Tak ada saudara atau orang yang dikenal.  Modal nekad saja. Kalau malam rencananya tidur di masjid atau musola. 

"Ada rumah kosong," kata Qomar bahagia saat diusir dari Masjid. 

Kami bertiga masuk ke rumah kosong itu.  Tak ada lagi rasa takut hantu. Daripada tidur di emper toko,  masih lebih enak di rumah kosong.  Siapa tahu masih ada kasurnya. 

"Tak dikunci," kata Qomar lagi.

Tak ada listrik.  Untungnya  listrik dari jalanan masih lumayan terang.  Paling tidak dibanding lampu teplok yang ada di kampung. 

Tentu tak ada kasur pula. Tapi masih ada sofa yang lumayan berdebu.  Setelah dibersihkan dan dialasi sarung,  lumayan nikmat untuk mengobati kantuk yang semakin menggoda. 

Ketika pagi hari,  entah dari mana,  di pintu depan sudah tergantung tiga bungkus makanan.  Tanpa  ba bi bu lagi, ketiganya langsung masuk dalam perut kami dengan tanpa rintangan. 

"Mungkin di sekitar sini ada orang baik,"kata Jamal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline