Lihat ke Halaman Asli

Muzamil Misbah

TERVERIFIKASI

Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Rutinitas: Sahabat atau Musuh Kesuksesan?

Diperbarui: 20 April 2024   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi rutinitas, sumber: freepik

Rutinitas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia sejak zaman kuno. Mereka memberikan struktur, keteraturan, dan bahkan kenyamanan bagi banyak orang. 

Namun, seberapa besar peran rutinitas dalam mencapai kesuksesan masih menjadi topik diskusi yang menarik. 

Apakah rutinitas benar-benar kunci menuju kesuksesan, ataukah mereka justru menjadi penghambat bagi pertumbuhan dan kebahagiaan seseorang?

Pentingnya Rutinitas dalam Kesuksesan

Bagi sebagian orang, rutinitas adalah fondasi kesuksesan. Mereka menyediakan pola yang diperlukan untuk mencapai tujuan hidup. 

Dengan rutinitas yang teratur, seseorang dapat mengalokasikan waktu dan energi dengan efisien untuk mencapai impian mereka. 

Seorang penulis terkenal, Tony Robbins, misalnya, memiliki rutinitas pagi yang terstruktur untuk memulai hari dengan baik. Ia menghabiskan waktu untuk latihan pernafasan, ungkapan syukur, berdoa, dan menyusun prioritas yang akan dikerjakan hari itu.

Selain itu, rutinitas membantu mengurangi beban pengambilan keputusan sehari-hari. Dengan mengotomatisasi tindakan sehari-hari, seseorang dapat fokus pada hal-hal yang lebih penting.

Contohnya, Mark Zuckerberg mengadopsi rutinitas pakaian yang sama setiap hari untuk menghindari pemborosan energi pada keputusan sepele.

Kekuatan Fleksibilitas

Namun, terlalu terikat pada rutinitas juga memiliki dampak negatif. Fleksibilitas adalah kunci untuk menjaga motivasi dan kreativitas tetap hidup. Ketika seseorang terlalu kaku dalam rutinitasnya, mereka kehilangan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan baru.

Studi menunjukkan bahwa memberikan sedikit fleksibilitas dalam rutinitas dapat meningkatkan motivasi. Misalnya, dalam sebuah eksperimen sukarelawan, mereka yang diberi kebebasan untuk memilih kapan mereka bekerja sukarela menunjukkan tingkat partisipasi yang lebih tinggi.

Membangun Kebiasaan yang Berkelanjutan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline