Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Iqbal Awaludien

Penulis konten suka-suka!

Mourinho Datang, Bagaimana Nasibmu Juan Mata?

Diperbarui: 26 Mei 2016   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juan Mata. Sumber: manutd.com

Selain Ryan Giggs yang gerah akan kedatangan Mourinho sehingga berencana hengkang dari Old Trafford, ada satu pemain yang bisa dibilang lebih ‘was-was’ kalau memang pelatih berkebangsaan Portugal itu jadi datang.

Dia lah Juan Mata, pemain yang merupakan roh permainan MU di lini tengah dengan visi permainan apik, assist berakurasi tinggi dan kemampuan mencetak gol yang tak perlu diragukan lagi . Tapi status tersebut juga kepopulerannya di mata suporter Red Devils, tak menjamin statusnya di starting line up, sekali lagi, jika Mourinho datang.

Kita ingat, 3 musim silam betapa publik Stamford Brigde beserta para kolega Mata di Chelsea dibuat kaget dengan mulut menganga, saat dia dibuang begitu saja. Padahal saat itu ia penyandang status 2 gelar pemain terbaik Chelsea yang berjasa mengantarkan The Blues menjuarai Liga Champion dan Liga Eropa untuk kali pertama.

Yang begitu mencengangkan ia dilego ke salah satu rival terberat dalam persaingan memperebutkan gelar juara Premier League, Manchester United. Oke, mungkin persaingan antara Chelsea dan MU tak sesengit dan sepanas pertarungan gengsi di derby London dengan Arsenal dan Tottenham. Tapi dalam konteks persaingan perebutan liga, Chelsea dan MU, jangan lagi ditanya. 

Tercatat pasca berada di bawah kepemilikan Roman Abramovic, Chelsea menggantikan Arsenal di era 90-an akhir dan 2000-an awal sebagai pesaing paling berat MU dalam meraih gelar tertinggi di tanah Britania, hingga berhasil memenangkan empat gelar EPL/BPL (2005, 2006, 2010, dan 2015).

Meskipun begitu, Mourinho lagi-lagi memberikan legitimasi seakan keputusan melego Mata itu tepat, karena akhirnya, Chelsea berhasil menjadi kampiun pada musim 2014-2015, dan ajaibnya tanpa Mata. 

Dikutip dari Daily Mail, alasan kenapa pada tahun 2014 Mata dijual karena ia tak sesuai dengan strategi Mourinho yang mengutamakan determinasi, di mana setiap pemain dituntut lebih aktif bergerak dan melakukan pressing. Untuk seorang pemain tengah, Mourinho menghendaki midfielder  yang hebat dalam menyerang sekaligus baik dalam bertahan. 

Chelesea berhasil menjuarai EPL 2015, yang ironisnya tanpa Juan Mata. Dailymail

Sungguh tak beruntung Mata, ia memang tak memiliki kemampuan bertahan yang baik atau dengan kata lain berkebalikan dengan karakter pemain yang disukai Mourinho. 

Sejak di Real Madrid B dan Valencia ia adalah seorang winger, attacking midfielder bahkan tak jarang ia ditempatkan sebagai second striker dengan tugas utama: menyerang, memberi umpan, mendukung striker mencetak gol, hingga mencetak gol saat si penyerang utama mengalami kebuntuan. Dan Mourinho tak begitu suka dengan gaya bermainnya ini, yang mirip dengan Kaka yang juga gagal di bawah asuhannya.  

Ia bukan Wesley Sneijder atau Frank Lampard, dua pemain kesayangan Mourinho yang sangat baik dalam menyerang maupun bertahan. Bahkan mungkin di MU, Mourinho nantinya akan lebih menyukai Marouane Fellaini yang selalu berjibaku mengejar bola, ngotot, dan mempunyai kemampuan mengganggu permainan lawan, juga Ander Herrera dan Jesse Lingaard yang lebih lincah.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline