Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Muzakki

خَلّف تعرف

Tren Hijrah: Tuntunan yang Menjadi Tontonan dan Tontonan yang Menjadi Tuntunan

Diperbarui: 23 April 2021   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Muhammad Muzakki

(204102010021)

Trend Hijrah : Tuntunan Yang Menjadi Tontonan Dan Tontonan yang Menjadi tuntunan

Istilah 'Hijrah' terdengar begitu fenomenal akhir akhir ini. Maraknya umat Islam yang sebelumnya kurang peduli terhadap tata aturan beragama, kini berlomba lomba untuk hijrah dengan menampak kan sikap dan penampilan sangat Islami yang menjadikan mereka terlihat sebagai umat paling taat. Fenomena hijrah ini melanda banyak kalangan terutama kaum muda. Bukankah hal ini merupakan perkembangan baik untuk agama Islam kedepan? Namun, ketika diketahui banyak sekali orang-orang yang kurang benar dalam mengaplikasikan makna hijrah,,, timbul lagi pertanyaan lain. Bukankah fenomena ini justru memperburuk citra agama Islam?.....

Kekeliruan dalam memaknai dan memamhami kata hijrah, berimplikasi pada banyak hal. Terutama ketika mengaplikasikan kata hijrah itu sendiri. Setiap orang, akan melakukan apa yang mereka ketahui dan pahami. Tentu pemahaman masing-masing individu akan berbeda-beda sehingga dampaknya adalah apa yang mereka lakukan pun tidak sama.

Hijrah

Secara bahasa, hijrah berasal dari kata dasar hajara-yahjuru yang padanannya dalam Bahasa Indonesia adalah memutuskan, meninggalkan. Apa yang diputuskan dan ditinggalkan tentu tak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan Islam serta sosok Rasulullah Muhammad SAW, sebab secara historis, hijrah merupakan peristiwa perpindahan Nabi SAW beserta para sahabat dan pengikutnya dari Mekah menuju Madinah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang". (Al Baqarah ayat 218)

Ayat ini menerangkan balasan bagi orang-orang yang kuat imannya menghadapi segala cobaan dan ujian. Begitu juga balasan bagi orang-orang yang hijrah meninggalkan negerinya yang dirasakan tidak aman, ke negeri yang aman untuk menegakkan agama Allah, seperti hijrahnya Nabi Muhammad saw bersama pengikut-pengikutnya dari Mekah ke Medinah, dan balasan bagi orang-orang yang berjihad fi sabilillah, baik dengan hartanya maupun dengan jiwanya.

Mereka itu semuanya mengharapkan rahmat Allah dan ampunan-Nya, dan sudah sepantasnya memperoleh kemenangan dan kebahagiaan sebagai balasan atas perjuangan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline