Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Aku Jatuh Cinta pada Pagi Ini

Diperbarui: 9 Oktober 2018   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(inspirasi.co)

Aku jatuh cinta pada pagi ini. Aku melihat satu keluarga embun saling bertangisan disengat matahari. Kedengarannya itu tangisan bahagia. Karena tak lama mereka akan melakukan perjalanan ke angkasa.

Di angkasa lah mereka leluasa bersatu dengan keluarga embun yang lain, juga kawanan kabut, membentuk sebuah negeri yang disebut negeri di awan. Negeri yang dikategorikan sebagai kekaisaran hujan.

Aku jatuh cinta pada pagi ini. Aku menyaksikan sekelompok cemara saling berpegangan. Melalui sirip daunnya yang mirip susunan tulang ikan. Bertahan terhadap angin yang bertiup kencang. Itu pegangan persahabatan. Saling bertahan dari kerasnya guncangan. Hidup bersama. Matipun tak ada beda.

Aku jatuh cinta pada pagi ini. Mendengar suara lirih percakapan ibu dan bayinya. Ibunya berkata, bayinya berkedip-kedip manja. Ibunya berpetuah, bayinya tertawa. Ibunya berdendang, bayinya terlelap di pelukan.

Sebuah fragmen luar biasa yang bahkan membuat malaikat yang lewat menyempatkan diri untuk menjadi saksi. Ini adalah momen langka dari peristiwa menyentuh hati.

Aku jatuh cinta pada pagi ini. Membaca bait-bait puisi yang dituliskan dari hati yang diselimuti misteri. Aku membacanya dengan hati-hati. Seolah seorang agen rahasia. Yang sedang berusaha memata-matai berkelindannya cinta. Di dunia yang seringkali mengabaikannya.

Palembang, 9 Oktober 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline