Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Rindu itu Patuh kepada Cintanya

Diperbarui: 5 Oktober 2018   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini rumus sejak semula ditemui. Di setiap cinta selalu ada rindu yang mengikuti. Seperti dayang-dayang terhadap tuan puteri. Atau layang-layang pada sulur tali.

Di saat cinta mulai menyala seperti terbitnya matahari, sontak rindu akan memanaskan hati. Mencari-cari. Siapa gerangan sumber misteri atau teka-teki.

sampai ketemu. Jika tidak, rindu akan menyayatkan luka sembilu.

Ketika cinta pada saatnya memerahkan bibir senja, tak ayal rindu akan mengejar di mana letak cahaya. Berupaya sekuat tenaga. Menerangi remangnya jiwa.

hingga berjumpa. Bila tidak, rindu akan jatuh dalam aniaya.

Rindu itu patuh kepada cintanya.

Cinta yang di awal tak bisa berkecambah. Akan membuat rindu hanya sampai di tanah. Tak mampu tumbuh. Menjadi cinta yang rapuh.

Cinta yang patah di tengah-tengah. Akan membuat rindu seperti sarang lebah yang digebah. Lebahnya berhamburan. Menyengat kesana kemari yang diduga sebagai penyebab kericuhan.

Cinta yang sampai di ujung. Akan menjadikan rindu sebagai tulang punggung. Menua bersama secara istimewa. Tanpa kehilangan satupun jeda.

Cinta yang hingga ke liang lahat. Akan memberikan rindu sepasang sayap malaikat. Terbang ke angkasa. Menemani cintanya. Mencari letak pintu surga.


Tumbang Manggu, 5 Oktober 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline