Lihat ke Halaman Asli

Milisi Nasional

Buruh Tulis

Prabowo Sambung Tali Kasih dengan Relawan Korban Kerusuhan

Diperbarui: 26 Mei 2019   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: suara.com

Demi menenangkan massa dan menjaga stabilitas nasional, Capres Prabowo Subianto menunjukan sikap kepedulian pada para pendukungnya yang terkena imbas dari kericuhan yang terjadi saat unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu. Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menjenguk langsung korban massa aksi 22 Mei yang dibawa ke Rumah Aspirasi di Menteng, Jakarta Pusat. Di situ Prabowo menyempatkan diri berbincang dan mendengarkan cerita pada korban yang jatuh saat beraksi melakukan protes kecurangan Pemilu 2019.

Prabowo Subianto pun sempat menyampaikan pesan untuk para korban untuk terus bersabar dan menghindari jalan kekerasan dalam melakukan aksi demo melawan kecurangan Pemilu 2019. Selain itu Prabowo Subianto juga meminta kepada meminta kepada para aparat penegak hukum untuk dapat bersikap lebih bijaksana dan arif, agar mampu menahan diri dalam menghadapi situasi di lapangan dalam menghadapi aksi massa. 

enurut Prabowo Subianto baik aparat penegak hukum dan para pendemo mereka sama-sama sedang mencari solusi terbaik bagi Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Pak Prabowo menghimbau dan memohon kepada sahabat yang menyampaikan aspirasi agar tetap sabar dan menghindari kekerasan. Dan untuk aparat kami memohon untuk bersikap arif serta menahan diri. Kita semua mencari solusi terbaik untuk Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia" mengutip dari sebuah postingan Intagram salah satu pendung Prabowo Subianto yang ikut mengawal Prabowo menjenguk korban di Rumah Aspirasi.

Ujuk rasa depan Gedung Bawaslu sebenarnya berlangsung tertib dari awal hingga akhir acara. Meski sempat terjadi ketegangan pada saat negosiasi, baik apparat maupun pendemo akhirnya bersepakat kembali untuk pulang ke rumah masing-masing dengan tertib dan damai. Kericuhan pecah dan muncul justru dari tempat lain dan dari sekolompok warga yang tidak teridentifikasi golongannya.

Mereka tiba-tiba secara membuta menyerang aparat dan melakukan provokasi, menyerang asrama Brimob dan membakar beberapa kendaraan yang terparkir di situ. Bus yang mengangkut Brimob juga menjadi sasaran massa yang tidak jelas darimana datangnya ini. Para peserta demo yang secara tertib menyampaikan aspirasi di depan Bawaslu pun ikut terseret massa tersebut dan dipaksa mundur oleh aparat.

Para korban yang jatuh kebanyakan adalah mereka yang secara tertib menyampaikan aspirasinya mengenai indikasi kecurangan yang terjadi selama Pemilu 2019. Mereka disusupi oleh massa yang memang berniat melakukan kerusuhan di aksi 22 Mei semalam. Mengutip pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai jumlah korban, ada 8 orang meninggal setelah aksi 22 Mei berlangsung. Adapun korban luka-luka sebanyak 737 orang. "Yang meninggal jumlahnya adalah ada 8 orang yang meninggal. Kemarin belum disebutkan namanya karena tidak ingin keluarga mendapatkan kabar sebelum diberi tahu secara resmi. Dan ini untuk menangkal kesimpangsiuran berita yang menyebutkan banyak sekali korban meninggal, untuk para korban luka mereka ditangani di RS di sekitar wilayah ini dengan jenis diagnosis terbanyak yang nontrauma 93, luka berat 79, luka ringan 462. Ada yang belum ada keterangan 96," kata Anies Baswedan saat meninjau Jalan Mh.Thamrin Kamis siang tadi.

Kericuhan yang terjadi saat unjuk rasa menuntut Pemilu jujur dan adil memang tidak terduga, dan ricuh pun sebenarnya dipicu oleh massa yang menyusup dalam kerumunan para pendemo. Para pendemo yang secara tertib menjalankan aksinya secara damai, tidak sedikitpun menimbulkan kericuhan dari awal sampai mereka bubar secara tertib dari depan Bawaslu.

Massa yang secara tertib adalah masyarakat yang sadar hukum dan berupaya melawan kecurangan melalui jalan konstitusional dan legal. Sebagaimana yang Prabowo-Subianto sampaikan, bahwa perjuangan melawan kecurangan pemilu akan dilakukan dengan menempuh jalur hukum melalui Mahkamah Konstitusi, Prabowo-Sandi akan menggugat praktik-praktik kecurangan yang terjadi pada Pilpres 2019. Rakyat sudah bersuara menuntut keadilan, akankah hukum yang adil akan tegak di Indonesia? Mari kita tunggu jawabnya dari Mahkamah Konstitusi.

sumber:

https://news.detik.com/berita/d-4561948/momen-prabowo-berbincang-dan-usap-korban-rusuh-22-mei-2019

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline