Lihat ke Halaman Asli

Teknik Kanon dalam Tembang Macapat

Diperbarui: 10 Desember 2022   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Metode Teknik Kanon/Canon Meningkatkan Ketertarikan Siswa dalam Belajar Tembang Macapat

Di dalam kurikulum satuan pendidikan, Bahasa Jawa menjadi salah satu mata pelajaran muatan lokal wajib di wilayah Jawa, baik Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Karena di dalamnya mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan sastra. Nembang adalah salah satu aspek membaca indah, akan tetapi di era sekarang, nembang dianggap oleh kalayak umum menjadi pembelajaran yang ketinggalan jaman, dan sulit dipelajari oleh peserta didik. 

Hal ini yang menjadi momok bagi pembelajaran Bahasa jawa, khususnya pada materi tembang macapat. Padahal Pelajaran Bahasa Jawa itu sendiri khususnya hanya ada tiga materi yang penting, yakni Tembang Macapat, Aksara Jawa dan Unggah-Ungguh Basa (Undha Usuk Basa), selain dari tiga materi khusus itu adalah turunan dari pelajaran Bahasa Indonesia.

Banyak yang kita pelajari dari tembang macapat, yakni makna-makna yang terkandung didalamnya, kata-kata yang terdapat dalam tembang macapat menggunakan Basa Kawi, demikian yang membuat peserta didik kesulitan memaknai dan melafalkan Bahasa yang tersirat dan tersurat didalam tembang macapat tersebut. Sehingga menjadikan peserta didik menjadi kurang semangat dan antusias dalam pembelajaran tembang macapat. Sebagai contoh evaluasi pada kelas VIII SMP Negeri 1 Peterongan, dari 32 peserta didik yang dapat menembangkan tembang macapat secara baik dan benar hanya 25% (8 peserta didik).

Hal ini bisa ditingkatkan dengan menggunakan teknik kanon/canon dalam menyanyi, bahwa pengertian lagu kanon merupakan lagu yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan. Ketika akan membawakan lagu kanon, terlebih dahulu hal yang harus dilakukan adalah membagi paduan suara menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama akan menyanyikan lagu terlebih dahulu. Terlebih dahulu peserta didik dipertontonkan contoh teknik menyanyi kanon/canon. Setelah itu guru memperagakan bersama-sama dengan peserta didik. 

Dalam praktik ini menjadikan peserta didik menjadi termotivasi untuk bisa mempelajari tembang macapat. Dengan menggunakan metode yang pas dan menyenangkan membuat peserta didik menjadi semangat, aktif serta antusias dalam melagukan dan mempelajari tembang macapat. Sehingga prosentasi yang awalnya 25% menjadi meningkat 75% dari seluruh jumlah peserta didik dalam satu kelas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline