Lihat ke Halaman Asli

Pandemi dan Candu Sosial Media

Diperbarui: 5 Juni 2021   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan adanya pandemi COVID-19 yang menuntut masyarakat dunia tinggal di rumah dan tidak melakukan interaksi sosial secara langsung seperti semula, dengan komunikasi digital interaksi sosial selama pandemi dapat teratasi di dunia maya.

Tak heran, media sosial telah menjadi alat komunikasi teratas di tahun 2000-an (apalagi di era COVID-19 ini) dan membuat ketagihan.
Siapa yang tidak mengenal media sosial online saat ini? Lalu kenapa orang-orang menjadi candu bersosial media selama pandemi COVID-19 ini?

Orang menikmati waktu di rumah

Di masa pandemi COVID-19 kali ini, kebanyakan orang menikmati waktunya di rumah. Seperti bekerja, bersantai, atau belajar. Inilah faktor utama yang membuat "candu bersosial media" di masa COVID-19 kali ini. Karena kita dituntut untuk tidak bertatap muka secara sosial. Ada pro dan kontra tentang interaksi sosial online ini, namun tak jarang juga banyak pihak yang mendukung.

Akses Internet Mudah

Internet adalah akses utama dalam kecanduan ini. Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi (dalam Kompas.com 2020) mengatakan jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat menjadi 196,7 juta pada kuartal II tahun 2020, dimana 51,5% masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk menjelajahi media sosial. Ini membuat kita candu seperti layaknya perokok aktif.

Perangkat murah

Ya, perangkat yang murah. Bagaimana ini bisa masuk dalam daftar saya? Hal ini terjadi karena banyak perangkat berharga seperti laptop atau ponsel yang harganya tidak terlalu mahal dan masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya terlalu banyak untuk dapat menggunakan media sosial.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline