Lihat ke Halaman Asli

Tanggapan Kepada Artikel "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris" yang Ditulis Oleh Bapak Ari Indarto

Diperbarui: 19 Mei 2023   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setelah membaca artikel "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris" yang ditulis oleh Bapak Ari Indarto, saya terkagum dengan cerita yang dia sampaikan. Saya mengetahui bahwa Bapak Gus Dur adalah julukan untuk Bapak Abdurrahman Wahid, seorang tokoh Muslim dan politikus Indonesia yang juga merupakan Presiden Indonesia ke-4 dari tahun 1999 hingga 2001. Namun, yang saya tidak ketahui sebelumnya adalah bahwa beliau memiliki sifat humoris dan sering menyisipkan unsur humor dalam pidatonya, terutama saat bercerita dan berbicara.

Salah satu cerita lucu yang diutarakan oleh Bapak Gus Dur adalah tentang pertemuannya dengan para kiai dan berdiskusi menggunakan bahasa Arab, sehingga para intelijen yang hadir tidak dapat memahaminya dan salah mengartikannya sebagai saling mendoakan. Cerita ini sangat menggelitik dan mengingatkan saya akan teks anekdot yang pernah diajarkan oleh guru saya. Teks anekdot merupakan jenis teks yang berisi cerita pendek atau kejadian nyata yang biasanya mengandung unsur humor atau kejadian lucu. Anekdot sering digunakan untuk menghibur atau menggambarkan suatu situasi dengan cara yang menggelitik.

Ini adalah contoh teks anekdot. Di tengah senja, seorang pejabat korup sedang memancing di sungai. Karena terlalu asyik dengan kegiatannya, pejabat tersebut tidak menyadari bahwa air sungai sedang meluap dan terjadi banjir. Sang pejabat pun hanyut dan tidak sadarkan diri. Namun, ketika dia terbangun, dia sudah berada di rumah seorang warga. Dia merasa sangat beruntung karena ada seseorang yang menyelamatkannya. 

Sang pejabat merasa berutang budi kepada orang yang menyelamatkannya dan bertanya, "Hai, apakah kamu tahu siapa saya?" Laki-laki itu menjawab, "Sebenarnya saya tidak tahu, tetapi wajah Anda terlihat tidak asing." Laki-laki tersebut berusaha mengingat, dan akhirnya dia ingat bahwa dia pernah melihat pejabat tersebut di salah satu acara televisi dan mengetahui bahwa dia adalah seorang pejabat negara. 

Pejabat berkata, "Karena kamu sudah menyelamatkanku, kamu boleh meminta apa saja. Katakan saja keinginanmu." Laki-laki itu menjawab, "Benarkah, Pak Pejabat? Apakah Anda yakin?" Sang pejabat mengangguk tanda persetujuan. "Pasti akan kupertimbangkan," jawab sang pejabat. "Kalau begitu, tolong Pak, jangan beritahu siapa pun bahwa saya yang menolong Anda," jawab sang laki-laki tersebut.

Maksud dari teks anekdot tersebut adalah bahwa orang-orang tidak menyukai pejabat tersebut dan bahkan berharap dia mati, tetapi malah diselamatkan oleh seorang warga. Teks anekdot di atas melibatkan dua tokoh, yaitu sang laki-laki dan pejabat yang korup. Maksud dari teks anekdot

Disunting oleh: DH (X3/8)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline