Lihat ke Halaman Asli

meuti bulan

Freelancer

AstraZeneca dalam Berita

Diperbarui: 3 Juli 2021   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto selfie setelah vaksin pertama di RS. William Booth, Surabaya. / dokpri

Rasa cemas saya meningkat ketika memperoleh  jadwal vaksin, tak dipungkiri simpang siur berita tentang effek dari vaksin begitu mempengaruhi saya. Ingin rasanya saya menolak untuk di vaksin, namun, ternyata saya tidak bisa menolaknya.  

Alhasil, malam sebelum pemberian vaksin saya mengalami kesulitan tidur. Pikiran saya melayang tak tentu arah, bayangan buruk akan effek yang muncul begitu menghantui, terlebih ketika saya memperoleh informasi jika vaksin yang diberikan adalah jenis Aztrazeneca.

Pikiran saya semakin tak menentu, sebab, semakin saya mendengar dan memperoleh informasi tentang vaksin Aztrazeneca, semakin takut saya untuk melakukannya. Hampir semua berita yang saya terima, berisi tentang effek negative dari Aztrazeneca, seolah dia adalah sebuah momok menyeramkan bagi penerimanya.

Berjam-jam saya dalam kondisi gelisah, sampai akhirnya saya putuskan untuk tetap melakukannya, sebab, meski besok saya menolak, saya tetap harus di vaksin, karena hukumnya mutlak, sebagai syarat sebelum pembelajaran tatap muka dilaksanakan.  Untuk menentramkan pikiran, saya pun kembali berselancar di dunia maya, guna  memperoleh informasi positif tentang vaksin.  

Syukurlah, usaha saya membuahkan hasil, sebab, saya menemukan sebuah korelasi mengapa setelah di vaksin tubuh bereaksi. Menurut informasi yang saya baca dari Layanan Darurat Covid-19, hal tersebut dikarenakan Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Sementara narasi yang beredar di masyarakat adalah jika setelah di vaksin tubuh kita menjadi rentan, ternyata tidak benar. Menurut Juru Bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, seseorang yang sudah divaksin Covid-19 tetapi antibodinya belum terbentuk, memiliki risiko infeksi yang sama dengan orang yang belum divaksin. Selain itu vaksin tidak mencegah penularan, tetapi mencegah seseorang jatuh sakit atau sakit berat. (Kompas.com).

Pernyataan tersebut sejalan dengan tujuan dari vaksin, dikutip dari Layanan Darurat Covid-19, dimana, vaksinasi proses di dalam tubuh sehingga seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu penyakit, Apabila terpapar dengan penyakit tersebut, maka orang tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. 

Selain itu vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik, tubuh agar terhindar dari tertular virus ataupun kemungkinan sakit berat. Selama belum ada obat khusus untuk COVID-19, maka vaksin COVID-19 yang aman dan efektif serta perilaku 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas) adalah upaya perlindungan yang bisa kita lakukan agar terhindar dari COVID-19.

Membaca artikel tersebut saya menjadi sedikit tenang, setidaknya di tengah simpang siur berita yang beredar saya bisa memperoleh informasi positif tentang vaksin, namun, begitu teringat jika, saya akan di beri vaksin aztrazeneca, kegelisahan saya muncul kembali, karena menurut informasi yang saya terima, dari beberapa vaksin yang di beredar di masyarakat, Aztrazeneca memiliki reaksi yang lebih banyak dibandingkan vaksin lain,

Dan, kembalilah saya berselancar di dunia maya,akhirnya saya menemukan sebuah  berita di CNN Indonesia yang mengulas tentang effek samping setelah menerima vaksi aztrazneca, dimana menurut laporan WHO, effek samping yang umum ditimbulkan adalah, nyeri, bengkak, kemerahan atau gatal di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, mual, menggigil, demam, merasa kurang sehat, nyeri sendi. Selain itu terdapat  efek samping yang tidak begitu umum setelah vaksin Covid-19 AstraZeneca termasuk, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri sekujur tubuh, pusing, nafsu makan menurun, sakit perut. 

Namun, efek samping ini biasanya ringan dan biasanya hilang dalam satu atau dua hari setelah vaksinasi.  Kita harus segera mencari pertolongan medis setelah vaksinasi jika, kita berpikir kitaa mengalami reaksi alergi. segera hubungi nomor darurat jika  mengalami gejala parah, seperti kesulitan bernapas, detak jantung cepat, atau pingsan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline