Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Kisah Tempat Tinggalku dari Nama Buah Bintaro menjadi Smart City di Selatan Jakarta

Diperbarui: 12 Mei 2024   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Lebih dari dua dekade lamanya, Bintaro Jaya telah menjadi rumah bagi saya. Di antara gemerlapnya kota dan keramaian sehari-hari, nama "Bintaro" terdengar seperti sekadar sebuah label geografis.

Namun, siapa sangka bahwa di balik nama yang tampak biasa tersebut tersimpan sebuah misteri yang menarik?

Bintaro, sebuah kota mandiri yang berkembang pesat di antara Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan, tidak hanya menawarkan kemewahan modernitas. Di balik gemerlapnya gedung-gedung pencakar langit dan kemacetan lalu lintas, terdapat sebuah cerita yang menghubungkan kita dengan akar-akar budaya yang kaya.

Asal usul nama "Bintaro" ternyata berasal dari sebuah buah yang jarang dikenal, sebuah buah yang telah membawa saya pada sebuah perjalanan penemuan yang menakjubkan.

Mengungkap misteri di balik nama Bintaro tidak hanya membawa kita pada pengertian yang lebih dalam tentang kota tempat tinggal kita, tetapi juga membuka pintu menuju keindahan alam dan warisan budaya yang tersembunyi di sekitar kita.

Saya mengundang Anda untuk mengikuti cerita pribadi saya tentang penemuan buah Bintaro yang menarik ini, dan bersama-sama kita menjelajahi keajaiban yang tersembunyi di balik keseharian kita di Kota Mandiri Bintaro Jaya.

Menggali Asal Usul Buah Bintaro

Bintaro (Cerbera manghas) bukanlah sekadar nama yang diberikan kepada sebuah buah; itu adalah nama dari sebuah tumbuhan yang menghiasi pantai-pantai dan paya-paya, mungkin tanpa banyak perhatian dari manusia.

Pohon Bintaro, dengan ketinggian yang dapat mencapai 12 meter, menghadirkan kehadirannya yang megah di kawasan Indo Pasifik, dari Seychelles hingga Polinesia Prancis. Di wilayah-wilayah ini, ia memiliki beragam nama lokal; di Samoa disebut leva, di Tonga disebut toto, dan di Fiji disebut vasa.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Daun Bintaro adalah karya seni alam, dengan bentuk bulat telur yang terlihat hijau tua dan tersusun secara berselingan. Bunganya menghiasi angin dengan keharumannya; mahkota bunga berdiameter 3--5 cm, berbentuk terompet dengan pangkal merah muda yang menawan.

Lima benang sari yang kokoh menempati tempat tinggi di dalamnya. Buah Bintaro, saat matang, menjadi daya tarik tersendiri; bulat seperti telur dengan panjang sekitar 5--10 cm dan berwarna merah cerah, memancarkan keindahan alami yang unik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline