Lihat ke Halaman Asli

Ical Menang di PTUN, Agung Laksono Berang, Yorris Ngancam, Yasona Melengos, Rakyat Pun Tertawa

Diperbarui: 6 Januari 2017   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemenangan kubu Ical hasil Munas Bali di PTUN Jakarta pada hari Senin 18 Mei 2015, menyisakan kepiluan dan kepedihan yang mendalam dan sakit hati yang tak terkira di pihak kubu Agung Laksono yang dibuat keok sampai tak berdaya dengan hasil keputusan PTUN Jakarta yang pada akhirnya membatalkan SK siluman abal-abal Menhukam yang entah kapasitasnya sebagai apa justru mengesahkan kepengurusan hasil Munas Ancol yang illegal itu secara sepihak.

Hakim PTUN memerintahkan Yasonna Laoly segera mencabut SK kepengurusan Golkar kubu Agung Laksono karena selain tak sesuai dengan mekanisme dan perundang-undangan yang berlaku di negeri ini, pun juga cacat dimata hukum.

Yorris pun berang dan seperti biasa darah tingginya pun kumat. Ia pun menantang bahwa urusannya bakalan panjang, karena sudah barang tentu mereka tak bisa terima begitu saja kekalahan yang sangat menyayat hati dan mengiris kalbu itu.

Bagaimana Agung Laksono dan Yorris Raweyai enggak shock abis, perjuangan mereka untuk ngetop abis di partai berlambang pohon beringin yang penuh dengan ulat, dedemit dan genderuwo itu, justru gagal total dan kandas didepan hukum.

Kekalahan kubu Agung Laksonso yang bikin Agung dan Yorris mewek-mewek enggak karuan itu hanyalah bagian dari sebuah pentas sandiwara Drama Kumbara ala Sinetron Jodha Akbar didunia persilatan perpolitikan regional dalam negeri.

Tak habis-habisnya keributan dan keruwetan selalu dan selalu terjadi di rezim sekarang. Dagelan-dagelan politik yang memuakkan dipertontonkan didepan publik tanpa punya urat malu itu justru hanya membuat rakyat tertawa ngakak nyaris guling-guling akan konyolnya tingkah pola para badut politik yang sudah uzur dan ubanan itu yang semestinya sudah tak laku lagi dan punah dijaman yang serba Touch Screen ini.

Intinya, manusia-manusia munafik memang tak patut dikasihani. Jenis manusia yang patut dikasihani adalah mereka-mereka yang menghormati nilai-nilai kemanusiaannya sendiri, setidaknya sejak spesies Dinosaurus musnah dan nenek moyang kita yang setengah monyet itu mulai muncul di muka bumi ini.

Kira-kira begitu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline